Sabtu, 26 January 2019 10:55 UTC
Ilustrasi angkutan kapal.
JATIMNET.COM, SURABAYA – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya sedang mengkaji adanya transportasi air (kapal) yang melintasi sungai di kota tersebut. Pengadaan transportasi di sungai diharapkan bisa mengurangi kepadatan lalu lintas yang sering terjadi.
“Kepadatan yang sering terjadi khusunya di jalur protokol, mulai dari Jalan Pemuda hingga ke kawasan Jembatan Merah dan Tanjung Perak,” kata Kepala Seksi Angkutan Perairan, Udara, Rel, Barang dan Tidak Bermotor Sunoto, Sabtu 26 Januari 2019.
Menurutnya, sungai di Surabaya berpotensi bisa dilalui moda transportasi air. Jalur yang sudah diinventarisasi oleh Dishub Kota Surabaya mulai dari Dermaga Monumen Kapal Selam (Monkasel) hingga ke kawasan Jembatan Merah Plaza (JMP).
Sunoto mengungkapkan pengkajian ini untuk mengetahui kelayakan alur sungai. Pasalnya, sungai Kalimas saat ini sudah tidak selebar zaman kolonial Belanda yang mampu dilalui angkutan kapal berukuran besar.
BACA JUGA: Bus Tumpuk Hingga Trem, Transportasi Tempo Dulu di Surabaya
"Kapal yang akan dijadikan moda transportasi air tidak boleh melebihi ukuran 27 GT," kata Sunoto.
GT adalah singkatan dari Gross Tonage (Tonase Kotor) atau boleh dikatakan daya tampung atau volume dari sebuah kapal.
Pembangunan dermaga baru juga akan dilakukan untuk menyambungkan antara transportasi air dengan darat seperti jalur air di Jembatan Merah, Siola, dan Monkasel.
“Nanti dikaji lagi potensi-potensinya yang perlu ada dermaga baru. Di JMP itu kan juga ada terminal milik Dishub dan pusat perbelanjaan dan lain sebagainya. Masyarakat bisa oper, dari transportasi air ke darat, begitu sebaliknya,” jelas Sunoto.
BACA JUGA: Damri Siapkan Masa Transisi Di Era Transportasi Digital
Selain itu, pihaknya juga masih mengkaji kemungkinan moda transportasi air ini bisa dua jalur untuk persimpangan kapal.
Selain jalur sungai di pusat kota, Dishub juga berencana melakukan survei di jalur sungai bagian timur. Menurut Sunoto, jalur di wilayah timur juga berpotensi untuk dijadikan alternatif transportasi air.
Jalur tersebut dimulai dari kawasan pintu air Jagir hingga ke kawasan Kenjeran. Sementara untuk wilayah barat masih belum disurvey.
“Dengan transportasi air ini diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekaligus menunjang pariwisata Kota Surabaya,” tutupnya.