
Reporter
Nani MashitaJumat, 25 Januari 2019 - 14:30
Editor
Hari Istiawan
Angguna, salah satu moda transportasi yang dulu pernah ada di Surabaya, jadi salah satu koleksi Museum Surabaya. Foto: Nani Mashita
JATIMNET.COM, Surabaya – Transportasi publik menjadi salah satu masalah yang dihadapi kota-kota besar di Indonesia, tidak terkecuali di Surabaya. Semakin padat penduduk Surabaya ternyata tidak diimbangi dengan perbaikan kualitas transportasi umumnya.
Dampaknya, masyarakat lebih suka menggunakan kendaraan pribadi ketimbang menggunakan transportasi umum. Hal ini berdampak pada "punahnya" moda transportasi darat yang dulu menjadi favorit, dan kini sudah tidak digunakan lagi. Berikut beberapa transportasi darat yang pernah ada di Surabaya.
1. Bus Tingkat
Arek Suroboyo kerap menyebutnya sebagai bus tumpuk. Moda transportasi ini jadi favorit Kota Surabaya di tahun 1980-an, apalagi untuk anak-anak. Banyak anak-anak menanti bus tumpuk ini berebut untuk naik ke lantai atas bus. Tapi pengoperasian bus tingkat ini dihentikan di awal tahun 1990-an dengan alasan biaya perawatan yang terlalu mahal.
Double-decker atau Bis Tingkat (warga Surabaya menyebutnya Bus Tumpuk) pernah berseliweran di jalanan protokol di Surabaya era dekade 80an. pic.twitter.com/jAuoGdVnXQ
— Soerabaja (@SejarahSurabaya) January 13, 2017
2. Angguna
Angkutan umum berwarna kuning terang ini bernama Angguna, kependekan dari Angkutan Serba Guna. Angguna jadi salah satu favorit keluarga Surabaya karena mampu mengangkut satu keluarga sekaligus barang bawaannya. Jumlah angguna sempat mencapai 1.178 unit di Surabaya.
BACA JUGA: Risma Menyerah Soal Angkutan Massal Trem
3. Helicak
Moda transportasi ini hadir di Kota Surabaya sekitar tahun 1976-1988 dan sejatinya ingin menggantikan keberadaan becak yang kala itu dianggap tidak manusiawi. Disebut helicak karena bentuknya mirip helikopter dan becak. Tidak cuma di Surabaya, helicak juga ditemukan di Jakarta. Helicak akhirnya kalah populer dengan bajaj.
4. Trem
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sempat mewacanakan untuk mengaktifkan kembali jalur trem yang ada di Kota Pahlawan. Meski gagal direalisasikan, gagasan ini memunculkan nostalgia tersendiri.
Warga Surabaya antri menaiki trem sekitar tahun 1940. pic.twitter.com/ZruCpUkNTJ
— Soerabaja (@SejarahSurabaya) February 25, 2017
BACA JUGA: Kelompok Transportasi Sumbang Inflasi Di Bulan November
Jalur lintas trem Surabaya dibangun oleh perusahaan kereta api di masa Hindia-Belanda, Oost Java Stoomtram (OJS) Maatschappij. Ada sejumlah rute yang jadi jalur trem kala itu. Mulai dari ujung di Pelabuhan Tanjung Perak hingga ke Wonokromo. Ada juga jalur Wonokromo Kota-Willemsplein (Jembatan Merah), Willemsplein-Tanjung Perak, Stasiun Gubeng - Sawahan, Gubeng Boulevard – Wilemsplein.