Senin, 03 December 2018 07:47 UTC
Kenaikan biaya transportasi udara memberi andil terhadap inflasi Jawa Timur di bulan November sebesar 0,27 persen. Foto: DOK
JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat inflasi sepanjang bulan November 2018 di Jawa Timur sebesar 0,27 persen yang disebabkan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Ketiga kelompok tersebut memberi andil sebesar 0,60 persen, sedangkan kelompok yang memberi andil deflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,30 persen.
BPS Jatim dalam keterangan resminya menyebutkan komoditas utama yang memberi andil terhadap inflasi di bulan November adalah bawang merah, angkutan udara, dan beras. Sedangkan komoditas yang memberi andil deflasi adalah melon, papaya, dan tongkol.
Pemantauan terhadap perubahan harga selama bulan November 2018 di delapan kota terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur menunjukkan adanya kenaikan harga di sebagian besar komoditas yang dipantau.
Hal ini mendorong terjadinya kenaikan IHK sebesar 0,27 persen yaitu dari 132,65 pada bulan Oktober 2018 menjadi 133,01 pada bulan November 2018.
Inflasi November 2018 lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2017, di mana pada November 2017 mengalami inflasi sebesar 0,23 persen.
Namun jika melihat trend musiman setiap bulan November dalam sepuluh tahun terakhir (2009-2018), seluruhnya terjadi inflasi.
Hal ini biasanya dipicu naiknya beberapa harga kebutuhan pokok akibat perayaan hari besar agama serta menjelang pergantian tahun. Bulan November 2014 merupakan inflasi tertinggi yaitu sebesar 1,38 persen. Sedangkan inflasi terendah pada bulan November 2009 sebesar 0,04 persen.