Senin, 26 November 2018 07:45 UTC
Ilustrator: GIlas Audi
JATIMNET.COM, Jakarta – Perusahaan Umum (Perum) Damri dihadapkan dengan persaingan yang makin ketat di industri transportasi. Kali ini tidak saja darat tapi udara, dan memaksa BUMN transportasi darat tersebut wajib melakukan transformasi di era digital.
"Persaingan di industri perhubungan darat begitu ketat. Contoh untuk di Pulau Jawa saja, selain harus bersaing dengan perusahaan transportasi swasta juga dengan pesawat, tapi saya yakin Damri bisa bersaing,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menghadiri HUT Ke-72 Perum Damri di Kemayoran, Jakarta, Senin 26 November 2018.
Menhub mencontohkan, gadget Motorola beberapa tahun lalu begitu dominan di Indonesia, yang kemudian digeser Nokia. Tapi saat ini Nokia juga nyaris tak ada, seiring bermunculannnya berbagai gadget dengan platform Android.
Kompetisi dan tingkat persaingan industri berubah sangat cepat dan bisa meruntuhkan sebuah perusahaan yang tidak melakukan reformasi, sesuai dengan perkembangan dan kemajuan zaman.
Menhub menilai masih banyak peluang transportasi yang bisa dijalankan. Terutama untuk menghubungkan sejumlah kota-kota terpencil yang ada di berbagai penjuru daerah di Indonesia.
"Presiden Joko Widodo selalu mengamanahkan kepada saya sebagai menteri perhubungan, pentingnya konektivitas yang harus dijalankan untuk memudahkan transportasi masyarakat di daerah terpencil," lanjut mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin mengatakan, perusahaan terus bebenah untuk menjadikan Damri semakin peduli terhadap pelanggan, dengan pengelolaan yang profesional.
“Damri adalah raksasa yang sedang tidur, dan harus bangkit untuk bergerak dinamis. Kalimat tersebut diyakini direksi dan segenap keluarga besar bahwa perusahaan masih memiliki banyak potensi yang bisa digali dan dikembangkan,” terangnya.
Saat ini Damri memiliki satu kantor pusat di Jakarta, empat kantor divisi regional, 58 kantor cabang, dan dua unit busway strategis (SBU) Transjakarta Busway, dan mengoperasikan tujuh segmen usaha utama dengan lebih dari 570 trayek yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, serta didukung sekitar 3.000 unit armada.
Perusahaan juga terus berinovasi untuk mengoptimalkan aset yang dimiliki, salah satunya adalah Damri Bus Hotel Camper Site (BHCS). BHCS ini adalah bus yang sudah tidak dapat dioperasikan, kemudian direkonstruksi menjadi berbagai ruang sehingga pelaku pariwisata dapat tinggal seperti di hotel berkelas dengan sensasi berada di dalam bus.
Di penghujung 2018 ini, Damri juga berinvestasi mengadakan sejumlah armada berteknologi tinggi untuk meningkatkan layanan. Di sisi lain, perusahaan terus berproses untuk mengubah pengelolaan perusahaan dari konvensional menuju digitalisasi.
“Pelanggan juga akan semakin dimudahkan untuk memperoleh tiket dengan semakin banyaknya channel penjualan tiket yang didukung pembayaran non tunai,” lanjutnya.
Tak kalah penting, perusahaan sedang melakukan proses rebranding diantaranya dengan adanya logo baru yang tinggal menunggu izin dari Menteri BUMN untuk dipublikasikan. (ant)