Logo

Dinas PU Pengairan Banyuwangi Klaim Irigasi Tahun Ini Mencukupi

Reporter:,Editor:

Minggu, 14 July 2019 23:14 UTC

Dinas PU Pengairan Banyuwangi Klaim Irigasi Tahun Ini Mencukupi

Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi Guntur Priambodo. Foto: Ahmad Suudi.

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi mengklaim air irigasi cukup untuk kebutuhan pertanian selama musim kemarau. Dengan catatan semua petani mengikuti rekomendasi dalam Rencana Tata Tanam Global (RTTG) yang dikeluarkan Dinas Pertanian (Disperta) setempat.

Kepada Jatimnet.com, Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi Guntur Priambodo mengatakan perairan pertanian di Musim Kemarau (MK) I pada Februari-Mei dipastikan aman. Sedangkan pada MK II di bulan Juni-September, diperkirakan akan mulai membutuhkan pembagian irigasi.

Guntur memperkirakan dalam masa MK II tahun ini, jatah air hanya cukup untuk 30 hingga 50 persen luas lahan pertanian Banyuwangi. Pasokan air untuk 65 ribu hektar lahan pertanian Banyuwangi juga didukung beberapa embung yang sudah dibangun.

BACA JUGA: Di Balik Kesabaran Seniman Banyuwangi Gelar Lalare Orchestra Concert

“Kalau petani itu nurut, karena sudah dihitung, tidak ada petani yang nantinya kekurangan air," kata Guntur belum lama ini.

Kemampuan pasokan air yang melahirkan rekomendasi pola tanam itu, dikatakannya sudah sudah melalui perhitungan cermat. Perhitungan didasarkan pada prediksi ketersediaan air dan jadwal gilir dapat air tahun sebelumnya.

Kadisperta Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan musim kemarau tidak begitu berdampak pada pertanian di wilayahnya. Pasalnya telah ditentukan pola tanam di masing-masing wilayah yang sudah disosialisasikan para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

BACA JUGA: Festival Manten Nusantara Ajang Adu Kualitas Sanggar Rias Banyuwangi

Namun faktanya, lanjut Arief, sebagian petani di Kecamatan Bangorejo dan Purwoharjo membandel, dengan tetap menanam padi. Padahal ladang mereka kekurangan pasokan air karena jauh dari hulu di Kalibaru.

“Dulu saat musim kemarau mereka tanam kedelai, tapi pas kemarau ini mereka memaksa menanam padi. Karena sebagian besar lahan petani adalah lahan komoditas lain, seperti jeruk dan buah naga,” kata Arief.

Dikatakannya dalam kondisi seperti itu pihaknya tidak bisa menegur petani yang tidak mengikuti rekomendasi RTTG. Meski demikian, pihaknya berharap 1.700 kelompok tani (Poktan) dan 199 gabungan kelompok tani (Gapoktan) Di Banyuwangi mau mengikuti rekomendasi pola tanam tersebut.