Senin, 08 July 2019 00:28 UTC
HARI JADI BANYUWANGI. Peragaan riasan pengantin Paes Mupus Braen, Paes Ageng dan Solo Putri hasil tim Harpi Melati Ranting Genteng di Festival Pengantin Nusantara, di Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Minggu 7 Juli 2019. Foto : Ahmad Suudi.
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Himpunan Perias Indonesia (Harpi) Banyuwangi Selatan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Festival Manten Nusantara, Minggu 7 Juli 2019.
Pembina Panitia Cicik Suyanto mengatakan gelaran karnaval di jalan utama Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi itu menampilkan 20 pasang pengantin. Kelompok sanggar rias yang menjadi peserta memperebutkan gelar juara untuk mendapatkan tropi dan bingkisan make up.
“Setiap sanggar punya tema sendiri-sendiri, bebas memilih. Ada yang Mupus Braen (Banyuwangi), asal Solo, Yogyakarta, Sunda, Siger (Lampung), Bali dan Muslim,” ujar Cicik.
BACA JUGA: Nirul, Mantan Pekerja Migran yang Sukses Bisnis Kuliner Khas Taiwan
Dia mengatakan acara itu juga dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) yang puncaknya biasanya digelar akhir tahun. Tahun ini merupakan Harjaba ke-248.
Karnaval ini dilanjutkan acara pameran layanan pesta pernikahan dari penyewaan baju, rias, hingga fotografi manten. Cicik mengatakan pihaknya ingin mengenalkan berbagai busana pengantin Nusantara sekaligus mengangkat nama Harpi, organisasi tempat para perias bernaung.
Harpi Melati Ranting Kecamatan Genteng mengusung tiga tema riasan manten. Mereka menampilkan tiga pasangan pengantin dengan tema riasan Mupus Braen, Paes Ageng asal Yogyakarta dan Solo Putri.
Sang perias, Nur Jannah, menjelaskan riasan pengantin tradisional lebih sulit daripada riasan pengantin modern. Masing-masing riasan yang dipolesnya memiliki ciri unik di bagian paes atau gambar hitam di dahi pengantin wanita.
BACA JUGA: Sejumlah Nelayan Grajagan Nekat Melaut Meski Ombak Tinggi
“Kalau Paes Ageng lebih plontos dengan prodo warna emas di pinggiran,” kata Nur Jannah.
Pantauan Jatimnet.com, riasan pengantin wanita Paes Ageng tim Harpi Melati memiliki paes dengan sudut yang lancip. Ditempeli prodo yang mirip pita berwarna emas mengikuti garis tepi paes di dahi pengantin wanita.
Sementara Solo Putri memiliki paes yang memiliki garis lengkung di tengah tanpa prodo warna emas. Kemudian garis tepi paes Mupus Braen mirip seperti lengkungan Gajah Oling yang menjadi motif khas Banyuwangi.
Dia menjelaskan memilih ketiga tema itu karena di sekitar 60 anggota Harpi Melati di Kecamatan Genteng, ketiga riasan khas itu paling diminati masyarakat. “Saat ini orang lagi senang pakai tiga tema itu, Solo Putri yang paling banyak diminati,” pungkas Nur Jannah.