Minggu, 07 July 2019 11:20 UTC
NEKAT. Nelayan Pantai Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, bersiap melaut, Minggu 7 Juli 2019. Pada hari tersebut BMKG memperkirakan tinggi gelombang laut selatan Jawa hingga 4,5 meter. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Sejumlah nelayan Pantai Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, tetap melaut meskipun ombak tinggi. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca bahwa ombak di laut selatan Jawa bisa mencapai 4,5 meter, Minggu 7 Juli 2019.
Kepada Jatimnet, salah satu nelayan bernama Sugi alias Basir mengaku akan semalaman menjaring ikan di laut. Kembali subuh, mereka beristirahat pagi hingga siang untuk berangkat melaut lagi sore hari.
"Pagi baru pulang karena nunggu air ke pinggir. Kalau ombak enak bisa pulang malam (tidak menunggu pagi)," kata Basir, Minggu 7 Juli 2019.
BACA JUGA: Nelayan Banyuwangi Hilang setelah Mesin Rusak di Laut
Sebagian nelayan tahu ombak sedang tinggi, sebagian lagi tidak. Malah ada yang mengatakan menurut hemat mereka dari tepi pantai, cuaca sedang bersahabat.
Perahu kecil ke pinggir untuk membawa belasan orang dengan berbagai bekal makanan dan minuman ke perahu besar. Ada belasan perahu besar terparkir yang mereka sebut Joloan karena digunakan untuk menangkap ikan dengan cara menjala atau menjaring.
Basir mengatakan setiap perahu Joloan bisa berisi 17 hingga 30 orang nelayan. Sedangkan ratusan perahu kecil yang juga terparkir digunakan nelayan untuk mencari ikan dengan cara memancing.
BACA JUGA: Syahbandar Probolinggo Imbau Nelayan dan Nakhoda Kapal Waspada
"Perahu kecil juga sampai pagi kalau melaut. Tapi tidak terlalu jauh," ujar Basir lagi.

LAUT JAWA. Nelayan Pantai Grajagan harus melewati mulut teluk yang mereka sebut 'Lawangan' baru menuju laut selatan Jawa untuk mencari ikan. Foto: Ahmad Suudi
Nelayan Pantai Grajagan harus melewati mulut teluk yang mengecil hingga menimbulkan gelombang lebih tinggi. Setelah menaklukkan area yang mereka sebut 'Lawangan' karena seperti pintu masuk dan keluar perahu itu, baru bisa menuju laut selatan Jawa.
Pantauan Jatimnet di lapangan, perahu-perahu Joloan mengurangi kecepatan di Pelawangan dan memutar mesinnya lebih kencang saat melewati gulungan ombak. Kemudian parkir lagi di luar teluk untuk melanjutkan perjalanan mencari ikan saat petang.
BACA JUGA: Lemuru Hilang, Kejayaan Muncar Melayang
"Kadang tidak dapat sama sekali, paling banyak sekali berangkat dapat 5 atau 3 ton ikan kalau dapat rezeki," papar Basir.
Dia juga mengatakan ikan yang didapatkan kebanyakan layang, nus atau tongkol yang harganya dari kapal kini Rp 13 ribu per kilogram.
Upah untuk nelayan dikatakannya tergantung jumlah ikan yang didapat. Saat musim ikan seperti sekarang, bisa mendapatkan upah hingga Rp 500 ribu per orang.
Tapi tidak setiap hari banyak ikan, dan musimnya tidak menentu. Kadang juga datang masa yang mereka sebut sebagai 'lagi tidak rezeki' yang membuat mereka pulang tanpa membawa ikan seekor pun.