Rabu, 19 June 2019 12:41 UTC
BERLAYAR. Kapal Motor penyeberangan di Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Klas IV Probolinggo mengimbau nelayan dan nakhoda kapal penyeberangan untuk waspada sebelum berangkat berlayar. Ketinggian gelombang di perairan utara Probolinggo saat ini antara 0,5 meter hingga 1 meter.
Dihubungi Jatimnet.com, Rabu 19 Juni 2019, Humas KSOP Klas IV Probolinggo, Herman Eko mengatakan, imbauan keselamatan bagi nelayan dan kapal penyeberangan, sudah diberikan beberapa waktu lalu sebelum terjadinya kecelakaan laut yang menimpa KM Arim Jaya di Perairan laut Sumenep, Madura.
Imbauan diberikan, seiring keluarnya surat maklumat pelayaran dari Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, per tanggal 12 Juni 2019.
BACA JUGA: Pencarian Korban KM Arim Jaya Meluas ke Perairan Probolinggo
“Untuk imbauan ke nelayan dan nakhoda kapal, sudah kami sampaikan jauh hari bahkan sebelum insiden tenggelamnya KM Arim Jaya. Terkait penundaan keberangkatan kapal berlayar, masih belum ada karena kondisi perairan laut utara Probolinggo masih normal,” terangnya Rabu 19 Juni 2019.
Maklumat pelayaran ini ditujukan ke seluruh KSOP di Indonesia, juga ke seluruh operator kapal khususnya nakhoda, serta seluruh KA, pangkalan PLP dan Kadisnav.
Dalam maklumat itu, Syahbandar diminta melakukan pemantauan ulang (Up To Date) kondisi cuaca setiap hari melalui website BMKG. Kemudian kepada operator kapal, agar melakukan pemantauan kondisi cuaca sekurang-kurangnya 6 jam sebelum kapal berlayar dan melaporkan hasilnya kepada Syahbandar pada saat mengajukan permohonan SPB.
BACA JUGA: Transportasi Laut Buram, Kapal Mudah Tenggelam
Sementara bagi KA pangkalan, agar kapal negara kurbuk, kapal patroli KMA, kapal perambuan kurtup, tetap bersiaga dan segera memberikan pertolongan terhadap kapal yang dalam keadaan bahaya atau mengalami kecelakaan.
Sedangkan MKG Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Tanjung Perak Surabaya, memberikan peringatan dini berupa imbauan melalui Surat No. ME.301/258/KPRM/V/2019.
Dalam imbauan tersebut dijelaskan bahwa terdapat pola sirkulasi angin di Laut Natuna dan pusat tekanan rendah 1006 hPa di Samudra Pasifik utara Papua. Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari Tenggara hingga Barat Daya dengan kecepatan 4 – 20 Knot, sedangkan di wilayah selatan equator umumnya dari Timur – Tenggara dengan kecepatan 4 – 25 Knot.
BACA JUGA: Basarnas Surabaya Terus Cari Empat Korban KM Arim Jaya
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan utara Aceh, Selat Sunda bagian Selatan, Selat Makassar bagian utara, Laut Banda, Perairan Kep. Tanimbar, Perairan Kei – Aru, Laut Arafuru.
Kondisi ini dapat mengakibatkan peningkatan gelombang tinggi di sekitar wilayah tersebut, dan diprakirakan akan berlangsung sejak 19 Juni 2019 Pukul 07.00 WIB hingga 22 Juni 2019 Pukul 07.00 WIB.
Untuk potensi tinggi gelombang yang berpeluang terjadi perairan laut utara Jawa Timur, berada di kisaran 1,25 – 2,5 meter.