Selasa, 16 March 2021 23:40 UTC
STIK KULIT PISANG. Hasil maha karya dari Mahasiswi Himapromi Unuja Paiton, Kabupaten Probolinggo tengah memproduksi stik kulit pisang. Foto : Zulkiflie.
JATIMNET.COM, Probolinggo - Bila pada umumnya pisang, hanya dimanfaatkan dagingnya untuk dimakan maupun diolah menjadi makanan lainnya. Justru di tengah pandemi sekarang, mahasiswa di Probolinggo menunjukkan kreativitasnya.
Mereka adalah dari mahasiswa Universitas Nurul Jadid (Unuja) Paiton, Kabupaten Probolinggo yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Program Studi Ekonomi (Himapromi), Fakultas Sosial dan Humaniora.
Mereka malah memanfaatkan kulit pisang, untuk selanjutnya diolah menjadi makanan berupa stik. Ide pembuatan stik kulit pisang muncul, setelah para mahasiswa mendapati tumpukan kulit pisang, yang terbuang percuma di tempat sampah.

STIK KULIT PISANG. Mahasiswi Himapromi Unuja Paiton, Kabupaten Probolinggo tengah memproduksi stik kulit pisang. Foto : Zulkiflie.
"Untuk motifasi awal pembuatan stik kulit pisang sendiri, karena para mahasiswa ingin memiliki usaha mandiri," ujar Ahmad Syaifudin, kepada Jatimnet.com, Selasa 16 Maret 2021.
Ahmad menyebut, awalnya tahap produksi stik kulit pisang dijalankan lewat dana patungan antar mahasiswa yang tergabung Himapromi.
"Karena memang tidak ada modal dan donatur, jadi kami 12 orang di Himapromi memulainya lewat patungan dana. Baik buat sewa rumah produksi, serta belanja bahan," terang Ahmad.
Baca Juga: Ponpes Nurul Jadid Probolinggo Dipilih Jadi Ponpes Tangguh Covid-19
Sedangkan bahan baku, Ahmad menyebut, mendapatkannya lewat kerjasama dengan pabrik pembuatan kripik pisang. Di mana setiap olahan stik kulit pisang yang dihasilkan, selanjutnya nanti dibagi hasil.
"Awal produksi sempat beberapa kali gagal, karena rasanya yang pahit dan teksturnya yang keras. Namun berkat kerjasama yang baik, akhirnya stik yang dihasilkan layak dimakan," tuturnya.
Ahmad menyampaikan, kini dalam sekali produksi pihaknya mampu menghasilkan 80 hingga 100 pcs, stik kulit pisang dengan beragam varian rasa seperti rasa jagung, rasa original, rasa balado dan rasa extra pedas.
Baca Juga: Sinergi Anak Negeri, Mahasiswa Papua: Bolehkah Kami Menjadi Presiden
Dimana untuk kemasan berisi 100 gram stik kulit pisang, dijual seharga Rp 6 ribu per pcs. "Untuk pemasaran, kami manfaatkan jejaring media sosial. Dan sudah tersebar ke sejumlah daerah di daerah Tapalkuda Jawa Timur mulai Situbondo, Bondowoso, Lumajang dan Jember," ungkapnya
Terkait omset sendiri, Ahmad mengatakan, dalam seminggu pihaknya mampu meraup penghasilan sebesar Rp 500 hingga Rp 600 ribu. "Karena masih berjalan satu bulanan, tentunya belum balik modal. Termasuk buat gaji teman-teman, yang terlibat produksi,"Ahmad menambahkan.
Sementara Laily Eka Amalia, salah seorang mahasiswi yang ikut produksi, membagikan sedikit pengalamannya dalam pembuatan stik kulit pisang.
Baca Juga: Akun Facebook Palsu Atas Nama Pengasuh Ponpes Nurul Jadid Dilaporkan ke Polisi
Dimana kulit pisang awalnya dicuci hingga bersih, lalu diiris menjadi potongan kecil memanjang. Irisan tersebut dicuci kembali hingga bersih, kemudian direndam air bersih selama kurang lebih 24 jam.
Setelahnya direbus menggunakan panci, selama 15 hingga 20 menit. Setelah matang, irisan kulit pisang kemudian dicampur tepung.
"Untuk tepung yang digunakan, sudah kami campuri dengan resep kami. Baru setelahnya, irisan kulit pisang kami goreng selama 25 hingga 30 menit,"terang Laily.
Proses menggorengnya pun, lanjut Laily menggunakan teknik khusus, itu agar stik yang tengah digoreng bisa matang secara merata. "Kalo ilmunya, kami dapat dari membaca-baca artikel masakan. Termasuk memanfaatkan informasi di internet,"pungkasnya.