Rabu, 28 October 2020 12:20 UTC
LAPOR. Pengurus Sekretariat Ponpes Nurul Jadid melaporkan akun FB palsu yang mengatasnamakan pengasuh ponpes setempat ke Polres Probolinggo, Rabu, 28 Oktober 2020. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Kalangan santri dan pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Jadid, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, geram atas akun bernama "Khmohammad Zuhri Zainy" di jejaring media sosial Facebook.
Selain memasang nama dan foto pengasuh ponpes tersebut, pembuat akun juga menyertakan kalimat yang dinilai tak semestinya di biografi akun Facebook tersebut.
Isi kalimatnya berbunyi "Bila ada kesulitan dengan perekonomian silahkan bisa hubungi ke dalem KH. Zuhri Zainy langsung".
Dari penelusuran Jatimnet.com, aktivitas terakhir dari akun Facebook tersebut dua hari lalu. Akun palsu yang mengatasnamakan kiai yang dihormati di Probolinggo ini mendapat kecaman para santri dan alumni di kolom komentar.
BACA JUGA: Sindikat Penipu Via Daring Asal Probolinggo Dibekuk
Sekretariat Ponpes Nurul Jadid akhirnya bereaksi dan melaporkan akun tersebut ke Polres Probolinggo, Rabu 28 Oktober 2020.
Kepada wartawan, Kabag Humas dan Protokol Ponpes Nurul Jadid, Erna Wiyadi, mengatakan akun tersebut bukan milik KH Mohamad Zuhri Zaini.
"Kami tahunya kalau ada akun tersebut kemarin siang setelah ada salah satu santri mengirim screenshoot dan link Facebook itu," kata Erna.
Menurutnya, pelaporan ini dilakukan sebagai keseriusan pihak ponpes menyikapi akun palsu tersebut. Apalagi saat dikonfirmasi, pihak pengasuh juga meminta segera ditindaklanjuti secara hukum.
AKUN PALSU. Tampilan layar FB palsu yang mengatasnamakan pengasuh Ponpes Nurul Jadid. Sumber: Facebook
BACA JUGA: Diduga Terhipnotis Jual Beli Online, ATM Tersedot Puluhan Juta
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Probolinggo AKP Rizky Santoso membenarkan telah menerima pengaduan dari pihak Sekretariat Ponpes Nurul Jadid dan segera ditindaklanjuti.
"Hari ini kami menerima pengaduan dari para alumni bahwa akun milik kiainya dipalsukan seseorang. Kami akan tindaklanjuti dan mendalami, barangkali ada yang pernah menjadi korban dari akun dimaksud," ujarnya.
