Sabtu, 16 February 2019 01:52 UTC
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan dan Komandan Jenderal Kopassus, Mayjen TNI I Nyoman Santiase di Markas Cijantung. Foto: Maritim.go.id
JATIMNET.COM, Surabaya - Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah tengah mempersiapkan cetak biru (blue print) Natuna demi menunjukkan kedaulatan bangsa.
Hal tersebut diungkapkan Luhut di hadapan para perwira Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang sedang mengikuti Rapim Kopassus di Markas Cijantung, Jakarta, Jumat 15 Februari 2019
Ia mengatakan pengembangan itu diantaranya dengan menyiapkan fishing zone bagi para nelayan dan juga wilayah kerja minyak dan gas bumi.
BACA JUGA: Luhut Nilai Utang Indonesia Masih Wajar
“Pemerintah buat di Natuna itu pangkalannya dan nelayan-nelayan itu gembira sekali, nanti disiapkan areanya, cold storage-nya, lapangan terbang, pelabuhan dan lain sebagainya," katanya.
Pemerintah juga sudah menyiapkan tangker. "Jadi nanti bisa isi bahan bakar di laut, sekarang sedang proses, rencananya pertengahan tahun bisa kita operasikan," ujar Luhut dalam laman Maritim.go.id.
Menurut dia, itu sebagai salah hal yang memperlihatkan bahwa wilayah Natuna adalah kedaulatan Indonesia. "Dan yang kedua nanti ada juga aktivitas drilling minyak disana,” katanya.
Luhut membeberkan hal itu setelah ada pertanyaan dari salah satu perwira Kopassus, perihal klaim Tiongkok atas Laut Cina Selatan yang berdasarkan kepada traditional fishing zone dan juga apabila terjadi konflik akibat perebutan hegemoni Timur dan Barat.
BACA JUGA: Presiden Perintahkan Pengejaran dan Penangkapan KKB di Papua
“Bangsa kita terlalu besar untuk berpihak pada satu pihak, yaitu timur maupun barat," katanya.
Dan harus diakui secara internasional, kata Luhut, bahwa Natuna itu Indonesia dan 200 nautical mile ke utara itu adalah Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia.
"Kalau soal perang, saya berpikir tidak ada perang dalam 15-20 tahun ke depan, perang terbuka misalnya,” tambahnya.
Kendati demikian, Menko Luhut dengan tegas mengingatkan kepada para perwira untuk memiliki kewaspadaan dan wawasan tinggi serta nilai-nilai yang harus dipegang teguh. Ia juga menyatakan bahwa, tidak ada yang namanya mantan prajurit Kopassus.
BACA JUGA: Kejar KKB Papua, Negara Andalkan Brimob dan Kopassus
“Habitat saya ada disini, saya tidak akan lari dari sini. Kalian harus keras, terlatih, terpilih. Kalian harus bisa membuat keputusan cepat dan tepat dalam keadaan terdesak. Kalian harus lakukan itu. Jadi itulah para perwira sekalian, bahwa ada nilai-nilai yang harus kalian pegang teguh,” ujarnya.
Sementara itu, Komandan Jenderal Kopassus, Mayjen TNI I Nyoman Santiase mengungkapkan alasannya kenapa memilih Menko Luhut sebagai tamu kehormatan dalam Rapim Kopassus.
“Kami selaku junior, adik-adik dan anak-anak Pak Menko, kami harus melanjutkan perjalanan Kopassus ini ke depan. Dan yang bisa memberikan pencerahan kepada kami, karena saya melihat Pak Menko adalah sosok yang sangat tepat,” jelasnya.
