Senin, 29 December 2025 04:30 UTC

Pencarian korban tenggelamnya kapal wisata KM Putri Sakinah di perairan Selat Pulau Padar, kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. Foto: Divisi Humas Mabes Polri.
JATIMNET.COM – Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Polda NTT) terus memberikan bantuan dalam operasi kemanusiaan tenggelamnya kapal wisata KM Putri Sakinah di perairan Selat Pulau Padar, kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Kecelakaan laut tersebut terjadi Jumat malam, 26 Desember 2025, sekitar pukul 20.30 WITA, saat kapal wisata membawa 11 orang penumpang, terdiri dari enam warga negara asing (WNA) asal Spanyol, empat awak kapal, dan satu pemandu wisata.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Henry Novika Chandra menjelaskan berdasarkan hasil penyelidikan awal, kapal tenggelam akibat mati mesin yang diperparah cuaca ekstrem berupa gelombang setinggi 2-3 meter, yang dipicu bibit siklon tropis 96S.
“Situasi cuaca sangat ekstrem saat kejadian. Kapal mengalami mati mesin dan dihantam gelombang tinggi hingga terbalik dan tenggelam dengan cepat. Dugaan sementara, sebagian korban terjebak di dalam kabin,” kata Henry, Senin, 29 Desember 2025, dikutip dari Mediahub Polri.
Dari total 11 orang di atas kapal, tujuh orang berhasil diselamatkan, termasuk istri dan satu anak dari Fernando Martín Carreras, pelatih klub sepakbola putri Valencia CF Femenino B. Sementara empat korban lainnya yang merupakan WNA Spanyol terdiri dari Fernando Martín Carreras dan tiga anaknya masih dinyatakan hilang.
Namun, pada Senin pagi, satu jenazah diduga anak perempuan Martin ditemukan tim SAR.
Operasi pencarian dan pertolongan kini telah memasuki hari keempat dengan melibatkan lebih dari 100 personel SAR gabungan, termasuk 25 personel Polri dari Ditpolairud Polda NTT, Polairud Polres Manggarai Barat, dan Baharkam Mabes Polri.
“Sejak malam kejadian, Ditpolairud Polda NTT bersama tim SAR gabungan telah mengevakuasi korban selamat dan melakukan penyisiran intensif di laut,” ujar Henry.
Untuk mempercepat pencarian korban dan bangkai kapal, Polda NTT mengerahkan peralatan berteknologi tinggi, di antaranya sonar system untuk mendeteksi obyek di dasar laut, ROV (drone bawah air) untuk observasi visual, dan tim penyelam profesional Polairud yang memiliki keahlian menyelam di kedalaman tinggi.
Area pencarian juga telah diperluas hingga radius 5,25 nautical mile dengan mengerahkan berbagai armada laut, termasuk RIB, kapal patroli KPC Ditpolairud, dan KN SAR Puntadewa milik Basarnas.
Selain operasi di lapangan, Polda NTT juga melakukan koordinasi intensif dengan Kedutaan Besar Spanyol, Kementerian Pariwisata, dan instansi terkait lainnya untuk pendampingan keluarga korban dan mendukung proses investigasi.
“Kami memastikan seluruh penanganan dilakukan secara profesional, transparan, dan berlandaskan nilai kemanusiaan,” kata Henry.
Polda NTT turut mengimbau seluruh masyarakat dan pelaku wisata bahari agar memprioritaskan keselamatan pelayaran, dengan selalu memantau informasi cuaca dari BMKG, memastikan kapal dalam kondisi layak laut, dan mematuhi arahan otoritas pelabuhan.
“Kami mengajak semua pihak bersama-sama menjaga keselamatan, agar NTT tetap menjadi destinasi wisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan domestik maupun mancanegara,” katanya.
