Logo

Burung Rangkong di Malang Selatan Semakin Langka

Reporter:

Selasa, 15 January 2019 05:11 UTC

Burung Rangkong di Malang Selatan Semakin Langka

Burung rangkong sedang bertengger di atas pohon. Foto: Profauna Indonesia

JATIMNET.COM, Surabaya – Keberadaan burung rangkong di kawasan Malang Selatan semakin langka. Survei terbaru Profauna Indonesia pada Desember 2018 menyebutkan, perjumpaan burung yang sudah dilindungi ini turun hingga 60 persen dari survei sebelumnya pada 1997.

“Pada tahun 1996-1997 itu dalam sebulan bisa menjumpai rata-rata 15 kali kelompok burung rangkong di Malang Selatan, kini tim hanya menjumpai 6 kelompok. Itupun jumlah anggota kelompoknya menurun drastis,” kata Ketua PROFAUNA Indonesia Rosek Nursahid Selasa 15 Januari 2019.

Menurut Rosek, berkurangnya burung rangkong tidak lepas dari deforestasi dan degradasi hutan di Malang selatan. Tim Profauna turun ke hutan yang ada di 6 kecamatan di Kabupaten Malang untuk mengumpulkan informasi keberadaan burung rangkong.

Burung rangkong-Profauna Indonesia

Kecamatan yang dikunjungi itu meliputi Ampeldaging, Sumbermanjing Wetan, Donomulyo, Bantur, Tirtoyudo dan Gedangan. Survei juga dilakukan di daerah yang dulunya hutan, namun kini sudah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan atau ladang

Dalam survei ke 28 desa di 6 kecamatan itu, Profauna fokus mendata keberadan 3 jenis burung rangkong yaitu kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris), julang emas (Aeros undulatus) dan rangkong badak (Buceros rhinoceros).

Sebelum penebangan hutan besar-besaran pada tahun 1998 itu, kata Rosek, rata-rata jumlah individu dalam kelompok rangkong yang dijumpai sebanyak 12 ekor. Namun dalam survei terbaru bulan Desember 2018, jumlah individu yang dijumpai dalam kelompok rangkong itu rata-rata hanya 4 ekor.

“Dulu bahkan di hutan yang ada di Lebakharjo, Kecamatan Ampeldaging itu kami bisa menjumpai sampai 30 ekor rangkong dalam satu kelompok, namun saat ini hanya jadi kenangan karena hutan alami di Lebakharjo sudah hancur,” kata Rosek.

BACA JUGA: BKSDA Dan Kejari Jember Periksa Ratusan Burung Langka

Saat ini burung rangkong dalam jumlah kecil masih bisa dijumpai di beberapa wilayah antara lain Hutan Sumberagung; Teluk Apusan, Kondang Merak, Balaikambang, Kondang Iwak ; Alas Kondang Rowo; dan Gunung Gajah Mungkur. Selain itu juga dijumpai di Cagar Alam Pulau Sempu yang menjadi salah satu habitat utama burung rangkong.

Koordinator program Konservasi Hutan Dataran Rendah (KHDR) Profauna Erik Yuniar menambahkan, dalam survei Desember 2018, tim hanya menjumpai satu spesies burung rangkong yaitu kangkareng perut putih.

“Kami akan terus melanjutkan monitoring ini dan berharap akan menjumpai spesies julang emas dan rangkong badak,” kata Erik Yuniar.

Sebelumnya hutan di wilayah Malang bagian selatan itu dikenal sebagai habitat berbagai jenis satwa liar seperti burung rangkong (3 jenis), banteng, merak, elang jawa, lutung jawa dan macan tutul.

BACA JUGA: Terima Gratifikasi Satwa Dilindungi, Pejabat Harus Melapor KPK

Sayangnya pada tahun 1998 mulai terjadi penebangan hutan ilegal secara besar-besaran di Malang Selatan. Waktu itu diperkirakan sekitar 41.000 hektare gundul akibat penjarahan. Degradasi hutan itu membuat semakin terancam punahnya berbagai jenis satwa langka di wilayah Malang selatan.

Kelangsungan hidup satwa ini tergantung dengan keberadaan dengan hutan yang ada dan sebaliknya, hutan juga tergantung kepada burung seperti rangkong karena mereka membantu penyebaran biji pohon.

“Saat ini PROFAUNA Indonesia sedang mengembangkan program Konservasi Hutan Dataran Rendah (KHDR) di Malang selatan dengan pendekatan spesies kunci burung rangkong dan lutung jawa,” pungkas Erik Yanuar.