Logo

Bilik Deteksi Suhu Badan Otomatis Buatan Guru Di Ponorogo 

Reporter:,Editor:

Kamis, 03 September 2020 03:40 UTC

Bilik Deteksi Suhu Badan Otomatis Buatan Guru Di Ponorogo 

BILIK SUHU. Miko ketika menunjukkan cara kerja bilik suhu ciptaannya

JATIMNET.COM, Ponorogo – Di tengah pandemi Sars CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), seorang guru SMP di Ponorogo mampu mengembangkan sebuah inovasi yakni bilik yang mampu mendeteksi suhu badan seseorang secara otomatis.

Alat tersebut dikembangkan untuk menghadapi adaptasi kebiasaan baru ketika siswa sekolah sudah diperbolehkan pembelajaran tatap muka. Sehingga pemeriksaan suhu tubuh siswa bisa dilakukan lebih cepat dan tepat serta tetap menjaga jarak dengan satgas Covid-19 di sekolah.

Ia adalah Dwi Sujatmiko, seorang guru mata pelajaran prakarya SMPN 1 Jetis yang berinisiatif untuk membuat alat yang mampu mengurangi kontak fisik ketika petugas harus menggunakan thermogun dalam memantau kondisi suhu badan siswa. Maka diciptakanlah sebuah bilik pemantau suhu badan otomatis yang berbasis Android.

“Jadi siswa tinggal masuk ke bilik, mendekatkan dahi atau tangan kedepan sensor sekitar 2 sampai 3 detik,” kata Miko sapaannya, Kamis 1 September 2020.

BACA JUGA: Berawal Diajak Orang, Petani di Ponorogo Sukses Kembangkan Buah Labu

Miko menerangkan, alat buatannya ini selain mengurangi kontak fisik dengan petugas pemantau suhu, juga telah dilengkapi dengan aplikasi yang bisa tersambung dengan smartphone. Sehingga petugas hanya perlu melihat layar di smartphone untuk memantau siswa.

Dalam bilik juga terdapat dua buah palang pintu yang dimaksudkan untuk mengarahkan siswa yang mempunyai suhu tubuh normal dan suhu tubuh yang mengarah ke demam. “Jika suhu tubuh siswa di bawah 37 derajat maka palang bagian depan yang terbuka, namun jika diatas 37 derajat palang pintu sebelah kiri yang terbuka,” terangnya.

Sehingga siswa yang memiliki suhu badan mengarah ke demam, maka akan diperiksa lebih lanjut dan diarahkan menuju ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Selain itu jika suhunya lebih dari 37 derajat juga akan muncul bunyi peringatan untuk memperingatkan petugas.

“Bilik ini juga bisa bekerja dengan memanfaatkan sumber daya dari sebuah powerbank, jadi ketika listrik mati tidak akan ada masalah,” ujarnya.

BACA JUGA: Di Balik Carry Tua yang Menolak Tua Milik Aiptu Iwan

Miko menuturkan dalam bilik buatannya ini terdapat dua buah sensor, yakni sebuah sensor inframerah yang berfungsi untuk mengetahui suhu tubuh seseorang, dan juga sensor uktrasonik yang berfungsi untuk mengetahui jarak objek untuk digunakan membuka palang pintu dan pengukuran suhu.

“Pembuatannya sebenarnya gampang, hanya perlu waktu tiga hari untuk merangkai alat dan biliknya, hanya yang paling lama dalam pemrogramannya,” tutur Miko.

Meski begitu bilik tersebut ia rasa masih belum sempurna, untuk itu kedepannya ia akan mencoba untuk menggabungkan dengan data siswa yang telah terekam dalam sebuah kartu RFID. Sehingga seluruh rekaman suhu nantinya bisa dipantau untuk siswa dan tersimpan dalam data sekolah.

“Sudah terpasang sensor RFID-nya, hanya siswa belum dibekali kartu yang mampu dibaca oleh sensor RFID tersebut,” pungkas Miko.