Minggu, 01 September 2019 06:42 UTC
RUTIN. Tradisi mencuci benda pusaka menggunakan kembang tujuh rupa setiap tanggal 1 Suro menjadi kegiatan rutin para kolektor. Foto: Hozaini.
JATIMNET.COM, Situbondo – Sudi Wardoyo, seorang kolektor benda-benda antik di Kabupaten Situbondo memiliki tradisi mencuci benda pusaka setiap tanggal 1 Muharram atau 1 Suro dalam kalender Jawa.
Pria asal Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, memiliki sekitar 130 benda pusaka seperti keris dan tombak. Sudi Wardoyo tidak mencuci sendiri benda-benda pusakanya, melainkan memanfaatkan jasa komuniatas kolektor benda pusaka.
“Koleksi benda pusaka saya sangat banyak, jadi tidak selesai kalau hanya dibersihkan satu malam saja,” kata Sudi Wardoyo.
BACA JUGA: Desa Besuki Situbondo Rutin Gelar Fasion Show dari Bahan Daur Ulang
Menurtu Wardoyo, benda pusaka koleksinya sebagian diperoleh dengan cara membeli, sebagian lagi titipan. Benda pusaka yang tak sempat dibersihkan cukup diberi minyak wangi agar tak cepat karat.
“Sebenarnya ini hanya membersihkan biasa, semacam perawatan saja, tidak ada maksud lain. Saya hanya mengikuti kebiasaan para leluhur, dengan memanfaatkan 1 Muharram, itu saja,” terangnya.
BACA JUGA: Kawanan Kera Hutan Cari Makan di Kawasan Wisata Pasir Putih
Sudi Wardoyo menyebut membersihkan benda pusaka dengan istilah ‘Jamasan’. Proses jamasan ini diawali dengan merendam menggunakan air kelapa muda selama satu malam untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada benda pusaka.
Selanjutnya dicuci menggunakan air kembang tujuh rupa dan jeruk nipis. “Benda pusaka ini karya fenomenal nusantara. Jadi akan kita wariskan benda-benda pusaka ini kepada anak cucu kelak,” pungkasnya.
