Sabtu, 01 February 2020 00:06 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Merokok merupakan kebiasaan yang bisa membahayakan kesehatan diri sendiri dan orang lain. Banyak penelitian menyebutkan bahwa perokok pasif memiliki risiko mendapatkan penyakit berbahaya daripada perokok aktif. Benarkah?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan terdapat lebih dari 7 juta kematian terjadi akibat penyakit yang ditimbulkan oleh asap rokok setiap tahunnya.
Diketahui perokok pasif memang lebih berisiko, karena asap rokok yang dihembuskan ke udara dari perokok bisa bertahan lama sampai dua hingga tiga jam.
BACA JUGA: Rokok Elektrik Bisa Tingkatkan Depresi
Meski asap rokok sudah hilang dan tidak tercium lagi, namun zat-zat berbahaya yang dapat memicu kanker masih berterbangan di udara. Jika seseorang berada di ruangan tertutup dan sempit, bahaya ini akan semakin besar.
Hal tersebut juga bukan berarti perokok pasif sebaiknya menjadi perokok aktif agar risiko mendapatkan penyakit menurun. Namun, justru harus dijadikan perhatian bagi perokok aktif bahwa bahaya dari perilaku merokoknya ternyata bisa menjangkiti orang-orang di sekitarnya.
Sebagai informasi, dampak dari perokok pasif ini bagi orang dewasa adalah dapat memicu risiko penyakit seperti paru – paru, jantung, dan menyebabkan kanker. Selain itu asap rokok yang masuk ke dalam tubuh juga bisa membuat jalur arteri darah mengalami pengerasan atau aterosklerosis.
BACA JUGA: Bahaya Merokok Shisha Bagi Kesehatan
Sedangkan bagi wanita hamil, berdampak pada janin di kandungan (komplikasi), keguguran, dan bayi yang lahir dengan kondisi yang tidak sehat.
Sementara bagi anak kecil, akan menyebabkan terkenanya berbagai penyakit seperti alergi, batuk, pilek, asma, penyakit meningitis, infeksi pada telinga, dan penyakit pneumonia.