Rokok Elektrik Bisa Tingkatkan Depresi

A. Zaafril Razaqtiar

Kamis, 19 Desember 2019 - 23:02

rokok-elektrik-bisa-tingkatkan-depresi

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Pada awal kemunculannya, rokok elektrik atau vape dianggap lebih aman dibanding rokok tembakau biasa. Rokok tembakau dalam beberapa penelitian terbukti meningkatkan risiko seseorang terkena kanker dan berbagai kondisi paru-paru kronis.

Namun dalam perjalanannya, banyak bukti mengatakan bahwa vape juga dapat menyebabkan masalah. Seperrti dilansir dari Medical News Today, vape dapat membahayakan kesehatan jantung, paru-paru dan risiko depresi yang lebih tinggi.

Dan baru-baru ini beberapa spesialis telah mendesak pembuat kebijakan untuk mengambil langkah yang lebih ketat terkait barang populer di kalangan remaja saat ini.

Penemuan ini diterbitkan oleh JAMA Network Open Trusted Source yang menemukan hubungan yang kuat antara vaping dan depresi. Olufunmilayo Obisesan dari John Hopkins University di Baltimore, Amerika Serikat dalam penelitiannya mengatakan bahwa merokok dengan bahan yang mudah terbakar.

BACA JUGA: Amerika Serikat Sebut Vape Berkaitan dengan Seribuan Pasien Penyakit Paru-paru

Seperti pada vape, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi dan juga telah terbukti sangat prediktif terhadap perilaku bunuh diri di masa depan di antara individu dengan riwayat depresi.

"Mengingat kesamaan dalam beberapa konstituen rokok dan rokok elektronik, kami memutuskan untuk mengeksplorasi keberadaan hubungan yang sama antara rokok elektronik dan depresi," ujarnya.

Studi ini melibatkan hampir 900.000 orang dewasa dengan sampel acak berusia 18 ke atas dalam cross-sectional data 2016-2017 yang dikumpulkan oleh Behavioral Risk Factor Surveillance System (BRFSS), survei telepon nasional terbesar yang dilakukan di AS.

"Para peneliti menemukan bahwa 34 persen dari pengguna rokok elektronik saat ini melaporkan mengalami depresi klinis, dibandingkan dengan 15 persen dari mereka yang tidak pernah menggunakannya. Juga 27 persen dari mantan pengguna lebih mungkin melaporkan depresi klinis, dibandingkan dengan persen pada mereka yang tidak pernah menggunakan rokok jenis ini," ungkapnya.

Baca Juga