Sabtu, 05 October 2019 08:30 UTC
Ilustrasi vape. Foto: Unsplash
JATIMNET.COM, Surabaya – Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit (CDC) Amerika Serikat mencatat sedikitnya 18 kematian dan lebih dari 1.000 kasus penyakit paru-paru misterius yang dikaitkan dengan vape. Sedangkan dokter belum bisa menetapkan penyebab pasti, penyakit paru-paru dengan gejala sakit di dada, kelelahan, dan sesak napas.
CDC mengatakan jika kematian yang berkaitan dengan vape terjadi di Alabama, California, Delaware, Florida, Georgia, Illinois, Indiana, Kansas, Minnesota, Mississipi, Missouri, Nebraska, New Jersey, Oregon dan Virginia.
Dr Anne Schuchat dari CDC mengatakan jika wabah diperkirakan masih akan berlanjut.
BACA JUGA: Merokok Vape di India Terancam Penjara Tiga Tahun
“Saya tak bisa menekankan tingkat keseriusan dari penyakit ini. Ini adalah masalah kritis. Kami butuh memetakan langkah untuk mencegah kasus tambahan,” kata Dr Schuchat.
Cedera yang berkaitan dengan Vape telah dikonfIrmasi muncul di 48 negara bagian, dengan kematian mencapai 15 orang. Usia rata-rata korban yang meninggal mendekati 50 tahun. Korban yang paling muda berusia 20 tahunan dan yang tertua berusia 70 tahunan.
Penyelidik belum mengaitkan penyakit dengan sejumlah kandungan atau produk tertentu, namun mengatakan jika minyak vape yang mengandung THC, zat dari mariyuana, berisiko besar pada kesehatan.
BACA JUGA: Rokok Elektrik Sama Buruknya dengan Rokok Biasa
Bulan lalu, CDC memberikan rekomendasi agar masyarakat berhenti menggunakan produk vape atau rokok elektrik, tanpa melihat apakah ada kandungan mariyuananya atau tidak.
Sejumlah negara bagian di Amerika Serikat, terutama Massachusetts, telah melarang semua jenis vape hingga dampaknya pada kesehatan bisa dipahami dengan baik.
Bulan lalu, Presiden Donald Trump mengatakan jika vape menjadi masalah baru, terutama untuk anak-anak. Pemerintahan Trump berencana menarik rokok elektrik dengan aneka rasa buah dari pasar AS, jika Lembaga Obat dan Makanan (FDA) tidak memberikan persetujuan.