Kamis, 24 October 2019 02:23 UTC
Penyerahan Buku karya anak-anak Dolly melalui Taman Baca Masyarakat di Kampung Literasi ITS Surabaya. Foto: IST.
JATIMNET.COM, Surabaya – Taman Baca Masyarakat yang merupakan binaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melalui program Kampung Literasi Dolly telah membuahkan hasil dengan menciptakan sebuah karya.
Penanggungjawab Taman Baca Masyarakat (TBM), Kartika Nuswantara, mengatakan bahwa karya tersebut adalah buku yang dihasilkan anak-anak. Buku tersebut bercerita tentang Dolly.
Dalam keterangan tertulisnya, anak-anak di lingkungan Dolly diajarkan berimajinasi kemudian menuangkannya ke dalam tulisan berupa cerita pendek.
“Kegiatan di Kampung Literasi ini tak hanya membaca, namun juga melakukan reproduksi cerita,” kata Kartika dalam rilis yang diterima Jatimnet.com, Kamis 24 Oktober 2019.
BACA JUGA: Peringati HSN 2019, Pasutri Luncurkan Buku di Lima Negara
Kampung Literasi Dolly ini sanggup meluncurkan buku pertamanya berjudul ‘Potret Dolly ≠ Potret Surabaya’ pada tahun 2017. Buku tersebut berisi tentang imajinasi anak-anak, salah satunya bercerita mengenai hujan. Buku kedua ‘Dolly juga Surabaya’ yang diproduksi pada tahun 2018.
“Tahun ini yang ditulis anak-anak menggambarkan perasaan tertekan mereka akibat stigma negatif dari masyarakat karena tinggal di Dolly,” dia menambahkan.
Sejauh ini, lanjut Kartika, anak-anak di kawasan Dolly senang sudah bisa menulis dan menuangkan pengalamannya menjadi sebuah cerita. Ada realita di dalam cerita yang selama ini dipendam dan akhirnya bisa dicurahkan dalam bentuk buku.
Kartika menambahkan bahwa anak-anak yang kurang beruntung juga mempunyai hak yang sama untuk belajar dan mendapatkan literasi dengan baik. Sehingga permasalahan ini menjadi tugas ITS untuk menanganinya.
BACA JUGA: Suka Cita Kisah 26 Penulis yang Berkisah Tentang Ayah
“Melalui Kampung Literasi ini, ITS telah terlibat langsung berperan di dalamnya dan Wali Kota Surabaya, Bu Risma (Tri Rismaharini), juga sudah mengakui kegiatan kami,” kata dia.
Menurut rencana, pihaknya akan membuat buku-buku lagi yang ditulis dalam bentuk ilustrasi dan dapat diakses melalui aplikasi pada tahun 2020 mendatang. Sehingga anak-anak bisa membaca melalui gawai (ponsel cerdas) mereka masing-masing.
“Karena saat ini sudah memasuki era revolusi industri 4.0 dan disruptive, era di mana yang tradisional akan tergantikan dengan yang modern,” pungkasnya.
