Logo

Suka Cita Kisah 26 Penulis yang Berkisah Tentang Ayah

Reporter:,Editor:

Sabtu, 10 August 2019 14:20 UTC

Suka Cita Kisah 26 Penulis yang Berkisah Tentang Ayah

BERBAGI. Sebanyak 26 perempuan ini berkisah tentang sosok ayah pada serial buku terbitannya "Dear Ayah, Lelaki Pertamaku" di East Atrium, Grand City Surabaya, Sabtu 10 Agustus 2019. Foto: Bayu Pratama.

JATIMNET.COM, Surabaya – Lelaki yang mengenalkan kehidupan pada setiap anak di dunia, menjadi titik pertemuan 26 perempuan dalam sebuah antologi esai inspiratif buku serial Hidup Ini Indah Beib, seri kelima Dear Ayah “Lelaki Pertamaku”.

Lewat tulisan, para perempuan yang di antaranya masih belajar pertama kali menulis itu berbagi kenangan yang dalam tentang ayah mereka.

Akhirnya, cerita tersebut dibukukan dan diluncurkan pada acara peluncuran antologi serial Hidup Ini Indah Beib, Sabtu, 10 Agustus 2019 di East Atrium, Grand City Surabaya.

BACA JUGA: KTBB Ditulis dengan Perasaan dan Emosi Yang Berbeda

Salah satu penulls dan CEO Padmedia, Wina Bojonegoro menjelaskan keinginan mengumpulkan 26 penulis perempuan ini bisa menjadi virus menulis pada semua orang.

Bersama dua penulis lain yang tergabung datam Komunitas Susastra Nusantara (KSN), Didi Cahya dan Heti Palestina Yunani, Wina tidak hanya melakukan seleksi namun juga serius memberikan mentoring menulis via online.

”Para penulis ini ada yang saling kenal dan ada yang sama sekali tidak kenal. Justru itu menariknya,” kata penulis berbakat yang telah menulis banyak karya itu.

BACA JUGA: Buku Gratis Dituduh Komunis

Karena datang dari berbagai latar belakang, para penulis ini membuat isi buku yang bercerita penuh keragaman dan memacu mereka untuk terus menulis.

Ternyata menurut Wina, tak mudah mengorganisasi para perempuan penulis agar dapat menghasilkan karya berkelas yang pantas untuk dibukukan.

BACA JUGA: Buku Milik Komunitas Disita, LBH Minta Kapolda Tegur Kapolres Probolinggo

”Kami memiliki standar karya penulisan yang sejajar dengan para penulis profesional. Ada yang idenya bagus tapi tulisannya hancur. Ada pula yang pandai bercerita namun tulisannya tidak terarah. Bahkan kami harus meminta beberapa dari mereka menulis ulang karyanya apabila memang masuk dalam tahap seleksi," tambahnya.

Seperti Yuliani Kumidaswari memulai debut pertamanya menulis esai bersama buku ini. Sebelumnya ia yang menulis ”Es Soda Gembira di Pasar Johar” dikenal sebagai penulis puisi dengan tiga buku antologi puisi tunggal.

”lni tantangan yang bikin saya deg-degan karena saya cuma bisa menulis puisi sebelumnya,” katanya.