Senin, 24 August 2020 08:40 UTC
RAPID TEST MASSAL. Guru menjalani Rapid Test gratis program dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Cabang Kota/ Kabupaten Mojokerto di aula terbuka SMA Negeri Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Foto: Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Sekitar lebih dari 990 guru dan tenaga kependidikan di seluruh sekolah SMA Negeri yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun para guru tidak tetap (GTT), pegawai tidak tetap (PTT) dari satuan pendidikan yang telah menerima Surat Keputusan (SK) dari Gubernur Jawa Timur di Mojokerto menjalani rapid test massal.
Rapid test guna memastikan guru dan tenaga pengajar terbebas dari Covid-19 itu di sesi pertama tersebut dari tiga sekolah, yakni SMAN 1 Mojosari, SMKN 1 Dlanggu, dan SMAN 1 Puri. Di tiap sekolah masing-masing 330 orang pendidik yang menjalani rapid test.
Kepala Cabang Dindik Provinsi Jatim Wilayah Kota/Kabupaten Mojokerto, Kresna Herlambang menjelaskan, rapid test dilaksanakan serentak Senin, 24 Agustus 2020 sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.
"Peserta yang ikut adalah guru dan tenaga kependidikan di seluruh sekolah SMA Negeri yang berstatus sebagai ASN maupun guru tidak tetap (GTT), pegawai tidak tetap (PTT) dari satuan pendidikan yang telah menerima Surat Keputusan (SK) dari Gubernur Jawa Timur," katanya.
BACA JUGA: Pemprov Jatim Disarankan Pikir-pikir Dulu Jika Ingin Buka Sekolah
Rapid test ini, lanjut Kresna, akan digelar selama dua sesi. Untuk di sesi kedua rencananya akan digelar pada Selasa, 25 Agustus 2020 yaitu di SMAN 1 Mojosari 300 orang, SMAN 1 Puri 300 orang, dan SMKN 1 Dlanggu 378 orang.
"Total dengan sesi II besok (Selasa, 25 Agustus 2020) jumlah peserta mengikuti program Rapid Test oleh Dindik Provinsi Jatim sekitar 1968 orang," paparnya.
Ia menambahkan program rapid test gratis ini, bekerjasama dengan petugas tenaga kesehatan dari Provinsi Jawa Timur. Dengan tujuan untuk memastikan guru dan tenaga kependidikan di sekolah tidak terpapar Covid-19 saat melaksanakan pembelajaran tatap muka nantinya.
"Tujuannya, untuk memastikan dari hasil pengecekan (rapid test) tidak ada orang-orang di satuan pendidikan yang terpapar Covid-19 dan sekaligus menyosong pembelajaran tatap muka di sekolah," ia menegaskan.
BACA JUGA: Gubernur Khofifah: Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Tetap Wajib Terapkan Protokol Kesehatan
Pantauan di lapangan, aktivitas rapid test massal bagi seluruh guru dan tenaga kependidikan di sekolah SMA Negeri Kota/Kabupaten Mojokerto dilakukan di aula terbuka SMA Negeri 1 Mojosari.
Setidaknya, ada enam petugas tenaga kesehatan yang mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) baju Hazmat berwarna merah, sarung tangan, masker dan Face Shield.
Nurul, Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Mojosari, Mojokerto mengungkapkan, dirinya sempat deg-degan saat menjalani Rapid Test Covid-19 perdana tersebut.
"Kalau saya untuk antisipasi bagaimana kondisi saya saat ini, inikan masih Covid-19 dan persiapan bapak ibu guru siap tatap muka. Kalau pun memang ada yang reaktif tapi jangan sampai, kalau nanti ada, yah penanganan ada tindakan selanjutnya seperti apa," akunya.
BACA JUGA: Puluhan Siswa di Sekolah ini Tidak Ikut Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka
Sementara, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Mojosari, Ibnu Mudzakir, menambahkan, ASN, GTT, dan PTT di sekolahnya wajib mengikuti Rapid Test. Rapid test sendiri merupakan salah satu proses kesiapan menuju pembelajaran tatap muka.
Total ASN, GTT, dan PTT di wilayah Mojokerto Timur sejumlah 666 orang, diantaranya SMA Negeri Mojosari, Bangsal, Trawas, Ngoro, dan pungging
"Tujuan yang jelas dari provinsi dan kanca mempersiapkan belajar tatap muka itu. Kalau uji coba pembelajaran tatap muka di sini kita mulai tanggal 18 kemarin, tapi dari awal SOP protokol kesehatan kita sudah mulai kok, dengan penyediaan thermogun, handsanitizer, dan cuci tangan," imbuhnya.