Logo

90 Persen Obat DAA Sembuhkan Penderita Hepatitis C

Reporter:

Selasa, 23 July 2019 06:04 UTC

90 Persen Obat DAA Sembuhkan Penderita Hepatitis C

Foto: Ilustrasi/Military.com.

JATIMNET.COM, Jakarta - Hepatitis C adalah penyakit peradangan organ hati yang diakibatkan oleh infeksi virus hepatisis C. Jika tidak diobati dengan baik, penderita hepatitis C berisiko tinggi menderita penyakit liver kronis sampai sirosis hingga mengalami kanker hati.

Dilansir Suara.com, Senin 22 Juli 2019, di Indonesia, hanya 3.818 dari 6.763 orang penderita hepatitis C yang melakukan pengobatan dengan baik.

Padahal menurut Sekjen Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI)n Dr. dr. Andri Sanityoso Sulaiman, Sp.PD KGEH, tingkat keberhasilan obat hepatitis C sangat tinggi sampai 97 persen.

BACA JUGA: Dinkes Ungkap Penyebab Hepatitis A Mewabah di Pacitan

"Obatnya gratis dan biasanya diberikan selama tiga bulan untuk yang belum sampai sirosis. Kalau yang sudah sirosis diberikannya enam bulan dengan angka keberhasilan yang bagus," kata dr. Andri di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin 22 Juli 2019.

Obat yang disebut Direct Acting Antiviral atau DAA secara perlahan dapat menggantikan obat hepatitis C lain yang sudah tersebar yaitu interferon.

Jika dibandingkan DAA yang memiliki tingkat keberhasilan sampai 90 persen, interferon dianggap hanya memiliki tingkat keberhasilan 50 sampai 60 persen.

BACA JUGA: KLB Hepatitis A di Pacitan, Dokter Sarankan Pentingnya Cuci Tangan

Belum lagi lama konsumsi obat yang sangat berbeda. Obat DAA dikonsumsi secara oral selama 12 sampai 24 minggu dengan klaim efek samping yang ringan.

Sementara interferon dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara injeksi dan dilakukan selama 48 minggu dengan satu paket pengobatan mencapai Rp 120 sampai Rp 150 juta. "Hal itu yang membuat banyak pasien putus obat," kata dr. Andri lagi.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memiliki target eliminasi hepatitis B dan C pada 2030 mendatang.

BACA JUGA: Dinkes Jatim Belum Turunkan Penanganan Hepatitis A

"Masalahnya hepatitis C tidak menyebar merata di seluruh penduduk karena ada spot-spot yang tinggi misalnya pada (komunitas) homoseksual dan pengguna narkoba. Tapi kalau populasi umum angkanya rendah. Jadi programnya harus menuju kelompok tadi itu."

Hepatitis C sendiri dapat ditularkan melalui transfusi darah dan organ yang tidak terskrining, kontak dengan darah, hubungan seksual yang tidak aman, serta penggunaan jarum yang tidak aman.

Obat DAA saat ini sudah tersedia di 37 rumah sakit yang tersebar di 15 provinsi. Hal ini dilakukan pemerintah untuk stop penyebaran hepatitis C.