Logo

10 Satwa yang Terancam Punah Akibat Disantap Manusia

Reporter:

Kamis, 04 April 2019 06:32 UTC

10 Satwa yang Terancam Punah Akibat Disantap Manusia

Monyet Colobus Merah Zanzibar. Foto: Wikipedia

JATIMNET.COM, Surabaya – Pola konsumsi manusia atas daging, mengancam keberadaan sejumlah satwa yang kini terancam punah. 

Berikut 10 satwa terancam punah berdasarkan penelitian Prof David Macdonald dari University of Oxford, panduan dari Marine Conservation Society (MCS), daftar merah satwa terancam punah milik Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), dan program konservasi untuk hewan terancam punah milik Zoological Society of London (ZSL), dilansir dari The Guardian, Rabu 3 April 2019.

1.Salamander Cina Raksasa

Setelah ditemukan pertama kali di wilayah Selatan, Tengah dan Barat Cina, amfibi terbesar di dunia ini mengalami penurunan populasi mencapai 80 persen sejak 1960, menurut juru bicara ZSL, Olivia Couchman.

Meskipun namanya masuk dalam daftar appendix I Cites (daftar perlindungan tertinggi yang diberikan Konvensi Perdagangan Internasional, terhadap spesies liar flora dan fauna yang terancam punah), tercatat laporan tentang penemuan spesimen mencapai USD 1.500 seekor di pasar gelap, dimana satwa ini diburu untuk bahan obat-obatan serta bahan makanan.

Salamander Cina Raksasa

SALAMANDER Cina Raksasa. Foto Wikipedia

Tahun 2015, Washington Post melaporkan tulisan investigasi dari koran di Cina, tentang 14 petugas kepolisian sedang menyantap Salamander dalam sebuah perjamuan di restoran seafood, di Shenzen.

2. Beluga Sturgeon

Ikan raksasa purbakala ini dahulu sempat ditemukan di sepanjang sungai yang membentang dari Rusia, Italia Tengah dan Utara Iran.

BACA JUGA: Penangkar Satwa Ilegal di Jember Divonis Satu Tahun Penjara

Namun, karena penangkapan yang berlebihan untuk daging dan telurnya, serta dampak buruk pembangunan infrastruktur sungai modern di jalur migrasi mereka, menyebabkan sebaran Sturgeon hanya ada di dua sungai, Ural dan Danube, serta dua teluk kecil tempat mencari makan, di Caspian dan Laut Hitam.

Juru Bicara MCS, Jean-Luc-Solandt mengatakan, “satwa ini bisa punah hanya dalam beberapa generasi”.

Penangkapan berlebihan mudah dijelaskan dengan harga kaviar yang mencapai ribuan pound per kilonya.

Perburuan juga tidak hanya membahayakan Sturgeon, IUCN menyebut dari 27 spesies Beluga, 15 di antaranya dalam kondisi kritis terancam punah.

3. Trenggiling

Sejak tahun 2000, jutaan trenggiling diperkirakan telah diburu untuk diambil darah, daging, serta sisiknya.

BACA JUGA: Biar Jera Pedagang Satwa Langka

Delapan spesies mamalia liar yang paling banyak dijual belikan di dunia ini, telah masuk daftar appendix I Cites di tahun 2016.

Namun, penjualan yang mengkhawatirkan terus berlanjut, kata Dan Challender, dari Oxford University.

Trenggiling. Foto: Wikimedia Commons

Trenggiling. Foto: Wikipedia

8,3 ton sisik dari 13.800 ekor Trenggiling, ditemukan di Hong Kong pada Januari (dalam sebuah kapal dengan rute pengiriman dari Negeria menuju Vietnam), 30 ton trenggiling hidup dan bagian tubuhnya ditemukan di Malaysia pada Februari, dalam kondisi beku.

Sedangkan, spesies Asia, khususnya Sunda dan Cina, tak lagi dijual belikan karena jumlahnya yang sangat sedikit, dengan adanya permintaan lokal yang bertemu dengan perdagangan antar benua.

4.Hiu Malaikat

MCS mengatakan jika spesies ini selangkah lagi menuju kepunahan di alam. Sebarannya yang membentang dari Norwegia dan Irlandia hingga Maroko dan Laut Hitam di awal abad 20, telah menurun hingga 80 persen.

BACA JUGA: Bunuh Induknya, Cara Penjual Satwa Liar Peroleh Anakan Komodo

Satwa ini sudah disebutkan punah di laut Utara.

Ikan yang hidup di laut bawah dan menetap ini, terancam akibat pukat yang dipasang untuk menangkap ikan lain.

5.Kura-kura tempurung lunak Yangtze raksasa (Kura-kura Sungai Merah)

Kura-kura yang awalnya ditemukan tersebar meluas di Vietnam dan Cina, kini hanya tersisa empat individu saja, akibat kegemaran lokal menyantap daging dan telurnya.

Dua pejantan diketahui berada di beberapa danau di Vietnam, dan dua yang lain adalah bagian dari program penangkaran gagal milik pemerintah Cina (pejantan mengalami kerusakan penis menurut the New Yorker).

BACA JUGA: Penjual Online Satwa Dilindungi Asal Maluku Ditangkap di Malang

Couchman menyebut, akan sangat mengejutkan jika spesies ini bertahan. Kura-kura air tawar ini menjadi kelompok yang paling terancam ke dua, setelah primata, dalam kelompok satwa vertebrata.

6. Gorila dataran rendah Timur (Gorilla Grauer)

Ditemukan di bagian Timur Republik Demokratik Kongo, Barat Laut Rwanda, dan Barat Daya Uganda.

Gorila grauer. Foto: Wikipedia

Gorilla ini banyak diburu untuk dimakan dagingnya, dan berkaitan dengan kawasan penambangan ilegal.

BACA JUGA: Polres Banyuwangi Gagalkan Pengiriman Satwa Dilindungi

Sedangkan, spesies Gorila lain, Gorila gunung, jumlahnya disebut terus meningkat, sementara Gorila dataran rendah terus menurun.

Meskipun penghitungan secara akurat belum dimungkinkan, karena wilayah yang terlibat konflik, namun populasinya diperkirakan turun 77 persen hanya dalam satu generasi, dengan menyisakan 3.800 ekor, menurut daftar Edge of Existence.

7. Belut Eropa

Ikan misterius ini bermigrasi dari Atlantik (mereka diduga bertelur di Laut Sargasso) menuju perairan teluk untuk berkembang, dan kembali ke laut untuk kawin.

Meskipun tak banyak informasi didapat dalam proses berkembang biaknya, belut muda dan dewasa yang berwarna perak atau kuning, telah mengalami penangkapan berlebihan, sejak 1960.

BACA JUGA: Ini Satwa dan Tumbuhan Penghuni Gurun Sahara

Meskipun eksploitasi eksesif menjadi salah satu penyebab ancaman, MCS mendorong agar berhenti mengonsumsi belut Eropa di setiap proses perkembangannya.

8. Colobus Merah

Christoph Schwitzer dari Bristol Zoological Society, mengatakan jika 18 spesies monyet ini, adalah contoh perburuan besar-besaran atas seluruh bagian tubuhnya hingga menyebabkan kepunahan “karena ia menjadi makanan enak bagi keluarga,”.

Mereka ditemukan di sepanjang Sub Sahara Afrika, dimana habitatnya menurun, dan perbaikan akses jalan raya telah melahirkan komersialisasi daging hewan semak-smak, dengan dampak yang buruk.

BACA JUGA: Satwa Sitaan Berupa Ratusan Burung Dilindungi Terancam Mati

Spesies Miss Waldron, dikhawatirkan telah punah, lantaran tidak lagi terlihat di alam sejak 1978, sedangkan penemuan terbaru menyebut, Niger delta, sedang berada dalam jalur menuju kepunahan, dalam waktu lima tahun.

9.Indri (Babakoto)

Lemur Madagaskar yang paling banyak, dengan ciri-ciri bernyanyi dan berwarna hitam dan putih, menjadi kelompok primata yang paling terancam di dunia: 105 dari 111 spesies yang dtelah diketahui, terancam punah.

Indri atau Lemur Babakoto. Foto: WikimediaCommons

Indri alias Lemur Babakoto. Foto: Wikimedia Commons

Sementara, kerusakan habitat akibat pola bercocok tanam bakar dan tebang serta kebiasaan konsumsi makanan manusia, mempengaruhi penurunan populasinya.

15 tahun belakangan, telah terjadi peningkatan perburuan dan penjualan untuk restoran lokal, menurut Schwitzer. Ancaman ini juga berkaitan dengan krisis politik dan ekonomi yang muncul di Madagaskar.

10. Saola

Penampilan mereka menyerupai Antelope, namun mamalia penghuni hutan yang ditemukan di Pegunungan Annamite sepanjang perbatasan Laos dan Vietnam, lebih memiliki kekerabatan dengan sapi liar dan kerbau.

Ilmuwan  Barat baru merasakan ancaman kepunahan mereka di tahun 1990, ketika tanduknya ditemukan di dalam rumah pemburu Vietnam.

BACA JUGA: BKSDA Maluku Selamatkan Ribuan Satwa Dilindungi

Sedikit informasi dimiliki tentang mereka saat ini, termasuk berapa ekor yang tersisa.

Daftar Edge of Extistance menyebut, jumlahnya tak lebih dari 30 ekor. Bagi Paul De Ornela, Penasehat Kepala Satwa Liar di WWF UK, Saola berkaitan dengan “sindrome hutan kosong”, ancaman yang sesungguhnya bagi wilayah di Asia Tenggara, di mana sebagian besar satwa berukuran besar diburu untuk makanan.