Logo

Bunuh Induknya, Cara Penjual Satwa Liar Peroleh Anakan Komodo

Reporter:,Editor:

Rabu, 27 March 2019 08:58 UTC

Bunuh Induknya, Cara Penjual Satwa Liar Peroleh Anakan Komodo

BUNUH INDUKNYA. Para penjual satwa liar dilindungi membunuh sang induk untuk mendapatkan anakan satwa dilindungi sebelum dijual. Salah satu anakan komodo yang disita di Mapolda Jatim. Foto: Khaesar Glewo

JATIMNET.COM, Surabaya – Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Jatim telah meringkus delapan orang komplotan pedagang 41 ekor komodo dan beberapa satwa liar dilindungi. Dari hasil penyidikan terungkap kalau mereka mendapatkan langsung dari habitatnya di alam liar.

Direktur Ditreskrimsus Polda Jatim, Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan mengatakan, modus yang dilakukan komplotan pedagang satwa langka ini seolah-olah berasal dari hasil penangkaran dengan cara menjual anakannya.

"Namun saat kami periksa, ternyata mereka membunuh indukannya dan mengambil anakannya itu," katanya, Rabu, 27 Maret 2019.

BACA JUGA: Polda Jatim Gagalkan Perdagangan 41 Ekor Komodo

Modus ini diketahui lantaran polisi menemukan pecahan proyektil yang ada di rumah salah satu tersangka. "Selama ini mereka menyelundupkan hewan langka itu melalui truk yang ada di NTT," kata Yusep.

Yusep menjelaskan, semua hewan langka ini dijual ke pedagang hewan langka melalui beberapa tempat hingga akhirnya dikirim ke pasar hewan di Negeri Gajah Putih.

LUTUNG. Satwa lutung yang berhasil disita Polda Jatim dari apra pedagang satwa online. Foto: Khaesar Glewo

Sementara itu, Kepala Bidang Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Widodo mengatakan, yang diperdagangkan dari semua hewan langka ini bukan hanya spesiesnya, tapi juga genetiknya.

BACA JUGA: Profauna Minta Polda Jatim Telusuri Asal Usul Komodo

Salah satunya digunakan menjadi produk obat-obatan dari industri medis di luar negeri. "Seperti komodo dan trenggiling, yang memiliki nilai ekonomis tinggi ketika menjadi produk obat-obatan," katanya.

Widodo mengatakan setelah diamankan, puluhan hewan dilindungi itu akan coba dilepasliarkan ke habitat aslinya.

"Tentunya melalui proses habituasi. Nanti ada rekomendasi dari tim penilai perilaku alami. Apakah bisa survive untuk dilepas di habitat aslinya atau harus diletakkan di lembaga konservasi," ujarnya.