Logo

Yakin Ada Tindak Kekerasan, Keluarga Pelajar yang Tewas di Sungai Brantas Minta Autopsi Ulang

Reporter:,Editor:

Rabu, 04 June 2025 06:00 UTC

Yakin Ada Tindak Kekerasan, Keluarga Pelajar yang Tewas di Sungai Brantas Minta Autopsi Ulang

Keluarga korban didampingi Kuasa hukum saat berada di Mapolres Mojokerto, Rabu, 4 Juni 2025. Foto: Hasan

JATIMNET.COM, Mojokerto – Misteri kematian Mukhamad Alfan, 18 tahun, pelajar kelas 2 SMK Raden Rahmad, Mojosari, warga Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, kembali mencuat. 

Keluarga korban mengajukan permohonan resmi untuk membongkar makam dan melakukan autopsi ulang lantaran menduga ada unsur kekerasan sebelum korban ditemukan tewas di sungai Brantas.

Permohonan tersebut diajukan langsung oleh pihak keluarga dengan mendatangi Mapolres Mojokerto di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Mojosari, didampingi beberapa sanak saudara dan penasihat hukum, Rabu, 4 Juni 2025. 

Penasihat hukum keluarga korban, Ahmad Mukhlisin, saat ditemui di Mapolres Mojokerto mengatakan pihaknya hari ini melayangkan surat ke jajaran kepolisian untuk dilakukan pembongkaran makam atas persetujuan pihak keluarga.

"Surat saya sampaikan kepada Kapolres Mojokerto berisikan permohonan ekshumasi untuk dilakukan pembongkaran makam ulang," kata Mukhlisin.

BACA: Diduga Mati Tak Wajar, Keluarga Pelajar SMK Lapor Polres Mojokerto

Langkah ini diambil setelah keluarga berkoordinasi dengan sejumlah ahli forensik, termasuk dari Pusdik Porong dan Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya. Menurut Mukhlisin, hasil pemeriksaan ulang mengindikasikan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban yang sebelumnya tidak terungkap.

"Ternyata ditemui bekas kekerasan benda tumpul di dagu dan luka-luka lebam yang dicurigai akibat benda tumpul," katanya.

Fakta tersebut memperkuat dugaan keluarga bahwa Alfan sempat mengalami kekerasan sebelum ditemukan tak bernyawa. Kecurigaan mereka bahkan mengarah pada seseorang yang diduga masih memiliki hubungan keluarga dengan teman sekelas korban di SMK setempat.

"Berdasarkan hal itu, kita yakin bahwa korban Alfan ini sebelum meninggal ada tindak pidana kekerasan," kata Mukhlisin.

Atas dasar temuan dan dugaan tersebut, keluarga besar Alfan mendesak pihak kepolisian memberikan perhatian serius dan membuka kembali penyelidikan terhadap kasus ini.

BACA: Dokter Forensik Beber Penyebab Meninggalnya Siswa SMK di Mojokerto yang Disangka Dibunuh

"Harapan kita, Polres Mojokerto supaya berkenan untuk menyelidiki secara mendalam terkait dugaan-dugaan yang sudah kita sampaikan," katanya.

Namun, sebelumnya tim forensik RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong menyimpulkan bahwa kematian Alfan murni akibat tenggelam. Hal ini disampaikan dokter spesialis forensik, Deka Bagus Binarsa, usai pemeriksaan fisik pada tubuh korban.

"Yang kami temukan dalam pemeriksaan fisik dan pemeriksaan luar kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan," ujar Deka, Kamis, 23 Mei 2025.

Sebagaimana diketahui, jasad Alfan ditemukan dalam kondisi mengapung di aliran Sungai Brantas di Desa Kedungmungal, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto. Warga yang hendak mencari ikan menemukan tubuh korban pada Senin sore, 5 Mei 2025.