Logo

Dokter Forensik Beber Penyebab Meninggalnya Siswa SMK di Mojokerto yang Disangka Dibunuh

Reporter:,Editor:

Kamis, 22 May 2025 09:30 UTC

Dokter Forensik Beber Penyebab Meninggalnya Siswa SMK di Mojokerto yang Disangka Dibunuh

Dokter spesialis forensik RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong Deka Bagus Binarsa saat dikonfirmasi awak media, Kamis sore, 23 Mei 2025. Foto: Hasan

JATIMNET.COM, Mojokerto – Tim kedokteran forensik akhirnya menjelaskan kematian siswa SMK bernama Mukhamad Alfan, 18 tahun, warga Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, yang jasadnya ditemukan meninggal dunia mengapung di sungai Brantas pada Senin 5 Mei 2025.

Hal ini disampaikan dokter spesialis forensik RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong Deka Bagus Binarsa. 

Ia menyampaikan dari serangkaian kegiatan autopsi yang dilakukan Selasa 6 Mei 2025, pihaknya dapat menyimpulkan jika korban murni meninggal dunia akibat tenggelam di sungai.

"Yang kami temukan dalam pemeriksaan fisik dan pemeriksaan luar, kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan," kata Deka, Kamis sore, 23 Mei 2025.

BACA: Diduga Mati Tak Wajar, Keluarga Pelajar SMK Lapor Polres Mojokerto

Ia menambahkan dalam autopsi tersebut pihaknya juga melakukan pemeriksaan dalam, yakni telah ditemukan lumpur pada saluran nafas bawah yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan menghirup air sebelum meninggal dunia.

"Kesimpulannya bahwa pada saat kemasukan air itu, saudara Alfan masih dalam keadaan hidup," katanya.

Selain itu, pihak keluarga sempat menanyakan kejanggalan terkait adanya rambut yang hilang. Menurut Deka, penyebab hilangnya rambut korban bukan akibat dipangkas oleh seseorang, melainkan kondisi pembusukan pada mayat sehingga membuat akar rambut otomatis terlepas.

"Level pembusukannya khan sudah 3-5 hari sebelum pemeriksaan. Itu memang bisa mencabut kulit ari, di bawah kulit ari ada akar rambut, itu pasti ikut tercerabut juga," katanya.

BACA: Sedang Latihan, Atlet Dayung Temukan Mayat Mengapung

Sebelumnya, mayat seorang remaja ditemukan mengapung di aliran Sungai Brantas di Desa Kedungmungal, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, Senin, 5 Mei 2025.

Keluarga korban tak terima dengan kematian korban karena diduga menjadi korban pembunuhan. Keluarga menyebut sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sempat bertemu dengan tiga temannya karena ada permasalahan.

Hingga akhirnya, adik korban melaporkan kejadian dugaan pembunuhan itu ke polisi pada Rabu 7 Mei 2025. Namun, berdasarkan autopsi, korban dinyatakan meninggal dunia akibat tenggelam.