Jumat, 25 October 2019 03:30 UTC
Helikopter water bombing yang akan digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan di pegunungan di Jatim. Foto: Ist
JATIMNET.COM, Surabaya - Kebakaran hutan terus meluas di Jawa Timur. Gunung Ijen menyusul ditetapkan darurat bencana kebakaran hutan oleh Bupati Banyuwangi Azwar Annas. Pemprov Jawa Timur pun segera menggeser helikopter water bombing dari Arjuno-Welirang ke Gunung Ijen.
"Sedang diproses sekarang. Minta bantuan ke BPNB supaya bisa dilakukan water bombing di Ijen," ujar Kepala Dinas Kehutanan Jawa Timur Dewi J Putriatni, Kamis 24 Oktober 2019.
Surat status kedaruratan kebakaran Gunung Ijen saat ini masih proses di tangan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Untuk selanjutnya diteruskan ke BNPB. Dengan begitu helikopter water bombing bisa segera digunakan di Gunung Ijen.
BACA JUGA: Kebakaran Pegunungan Ijen Berstatus Tanggap Darurat
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengakui, sejumlah gunung di Jatim tengah memerlukan helikopter water bombing untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan. Sulitnya medan menjadikan pertimbangan penggunaan Helikopter MI 8 milik BNPB tersebut.
"Kami optimalisasi helikopter water boming yang ada. Sambil kami diskusikan, ada satu opsi yang sedang dipertimbangkan Bu Gubernur. Saya belum bisa menyampaikan. Semacam water bombing tapi agak beda," kata Emil.
Informasi yang didapat, opsi yang dimaksud, yakni teknologi modifikasi cuaca (TMC) dengan pesawat miliki TNI AU. Caranya menyemai garam di udara sehingga dapat menghasilkan hujan buatan.
BACA JUGA: Kebakaran Hutan di Jatim Capai 4.300 Hektar
Tujuannya supaya terjadi hujan yang bisa membuat api di hutan padam. Namun, TMC ini memiliki syarat utama yang harus ada. Yakni awan yang punya uap air yang sudah setengah matang.
Sebenarnya kebakaran hutan tidak hanya terjadi di Gunung Arjuno-Welirang, dan Gunung Ijen. Beberapa gunung lain, seperti Gunung Kawi, Gunung Semeru, dan Gunung Wilis juga terjadi kebakaran.
Sembari menunggu rencana lain untuk pemadaman kebakaran hutan, Emil menyebut tengah disiapkan serangan darat. Yakni pemadaman api yang melibatkan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan Pemprov Jatim juga tim dari TNI AD dan AU dan Polda Jatim. Pos Perhutani akan dijadikan pos komando koordinasi.
BACA JUGA: Kebakaran Pegunungan Ijen Terbesar dalam Lima Tahun Terakhir
"Posko itu untuk memastikan logistik dan koordinasi antarlini, baik TNI, Polri, Perhutani dan Pemprov melalui BPBD bisa berjalan dengan lancar. Kami juga rapatkan langkah pencegahan," ujarnya.
Sementara terkait penyebab kebakaran, Emil mengatakan, Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Perhutani yang wilayahnya mencakup beberapa kecamatan akan berkoordinasi dengan Polsek dan Danramil setempat bakal mencari tahu penyebabnya.
"Kami mau mulai memonitor ini, apakah ada kegiatan manusia seperti perburuan dan lain-lain yang menyebabkan terjadinya api di kawasan hutan. Ini belum bisa dibuktikan tetapi ada dugaan. Sehingga perlu dicegah," tandasnya.