Selasa, 22 October 2019 00:46 UTC
PUING. Pemandu wisata Matrawi (57) mencari barangnya di antara puing-puing reruntuhan bangunan di area pos timbangan belerang Gunung Ijen, Senin 21 Oktober 2019. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Pegunungan Ijen kali ini dinilai yang terbesar selama lima tahun terakhir. Hal itu disampaikan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur Nandang Prihadi kepada Jatimnet.com, Senin 21 Oktober 2019.
Karhutla yang sebelumnya terjadi di Gunung Ranti meluas hingga merambah Gunung Ijen dan Merapi Ungup-ungup. Informasi terakhir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, api masih merambat semakin luas di kedua gunung bersebelahan itu.
"Ini yang terbesar dalam lima tahun terakhir," kata Nandang.
BACA JUGA: Penanganan Karhutla Ganti Fokus ke Ijen dan Merapi Ungup-ungup
Hingga kini pihaknya belum memiliki perhitungan berapa luasan hutan yang terbakar. Namun setidaknya dalam lima tahun terakhir tidak pernah kebakaran yang menjangkau tiga gunung sekaligus seperti yang terjadi sekarang.
Kini setiap hari tim gabungan bersama relawan berupaya memadamkan api di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen ketika siang hari. Sementara aktivitas pendakian dan penambangan telah ditutup secara resmi yang surat edarannya ditandatangani Nandang sendiri.
"Belum ada hitung-hitungan berapa lahan yang terbakar dan berapa kerugian. Saat ini fokus pada pemadaman," kata dia lagi.
BACA JUGA: Penyebab Badai dan Kebakaran Hutan Gunung Ranti-Ijen
Hal serupa dikatakan mantan penambang belerang yang kini menjadi pemandu wisata, Matrawi (57) yang rutin beraktivitas di Ijen sejak tahun 1978. Sejak dirinya berusia 16 tahun itu hingga sekarang, karhutla saat ini dikatakannya yang terbesar.
Kebakaran-kebakaran yang terjadi sebelumnya, diceritakannya, bisa dipadamkan dalam hitungan jam dan tidak meluas. Bedanya kali ini kebakaran dibarengi dengan hembusan angin kencang, bahkan badai, hingga api sulit dipadamkan.
"Masalahnya api sama angin, jadi sulit dipadamkan. Yang sini dipadamin yang lainnya menyala lagi," kata Matrawi.
Sejumlah warung di rest area pendakian Gunung Ranti maupun Ijen rusak, bahkan ada yang roboh. Pos timbang belerang hasil tambang di dekat Pos Paltuding juga hangus beserta isinya dan roboh rata dengan tanah.
BACA JUGA: Kebakaran Hutan Gunung Ranti Meluas ke TWA Ijen, Pendakian Ditutup
Pondokan yang dibangun Matrawi di area pos timbangan belerang, untuk dia menyimpan kereta dorong dan masker, juga hancur beserta semua barang di dalamnya. Dirinya kini berusaha memungut sisa-sisa barang yang mungkin masih bisa digunakan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharram Suryadi mengatakan Api telah menjalar dua kilometer dari Paltuding Ijen, baik ke Ijen maupun Merapi Ungup-ungup. Puluhan hektare hutan lindung di Cagar Alam Kawah Ijen Merapi Ungup-ungup telah terbakar.
"Di Ijen dan Merapi Ungup-ungup semakin membesar, diperkirakan semakin luas. Kami secara real tidak bisa menetapkan luas lahan yang terbakar karena medannya sulit, sebagian berupa tebing-tebing," kata Eka.
