Jumat, 17 May 2019 05:40 UTC
DETEKSI. Thermal Scanner di Bandara Juanda. Foto:Ist
JATIMNET.COM, Surabaya – Bandar Udara Internasional Juanda bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya memperketat pengawasan penumpang di Terminal 2 dan 1, untuk mencegah masuknya virus Monkeypox di Indonesia, terutama wilayah Jawa Timur,
Pemantauan dan pengawasan penumpang dilakukan dengan menggunakan thermal scanner atau alat pemindai suhu badan, serta menyiapkan ruang isolasi.
“Saat ini telah terpasang satu thermal scanner di masing-masing terminal Bandar Udara Internasional Juanda untuk memindai para penumpang guna mengantisipasi penyebaran penyakit virus Monkeypox melalui bandara,” ujar Heru Prasetyo General Manager Bandar Udara Internasional Juanda, dalam siaran persnya, Jumat 17 Mei 2019.
Juanda menerima 14 penerbangan dari dan menuju Singapura, setiap harinya, membuat pengelola Bandara memberikan perhatian khusus terhadap importasi virus Monkeypox.
BACA JUGA: Ini Gejala Cacar Monyet
“Terlebih sebentar lagi akan memasuki peak season angkutan lebaran tahun 2019. Setelah kemarin kami melaksanakan sosialisasi safety awareness, kali ini kami bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya memeriksa kesiapan personil dan alat sebagai langkah bersama meningkatkan pengawasan,” tegas Heru.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Muhammad Budi Hidayat, menambahkan bahwa thermal scanner yang terpasang akan mendeteksi secara langsung penumpang dengan suhu badan lebih dari 37,5 Celsius.
Tampilan dalam Thermal Scanner di Juanda. Foto: Ist
“Apabila terdapat penumpang dengan suhu tersebut akan segera dibawa menuju ruang isolasi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Jika telah dilakukan pemeriksaan dan hasilnya adalah suspect Monkeypox maka akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya. KKP Surabaya,” tambah Budi.
Pada situasi waspada importasi Monkeypox, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya juga melakukan langkah antisipatif antara lain, peningkatan pengawasan kedatangan orang dari Singapura dan Negara Afrika; menyiapkan Ruang Karantina/Isolasi sementara serta menyiapkan alat pelindung diri (APD); melakukan koordinasi lintas sector dan lintas program; melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi kepada masyarakat.
BACA JUGA: Cacar Monyet Ancam Manusia
Sebelumnya, telah terjadi kasus Monkeypox (MPX) pertama di Singapura.
Seorang warga Nigeria positif dinyatakan terinfeksi virus Monkeypox (MPXV), saat berkunjung ke Singapura berdasarkan siaran pers Kementerian Kesehatan Singapura, 9 Mei 2019.
Monkeypox (MPX) ditularkan oleh hewan terutama hewan pengerat yang mengandung virus Monkeypox (MPXV).
Penularan virus bisa terjadi melalui gigitan, cakaran, kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi di kulit atau mukosa hewan, dan mengkonsumsi daging yang tidak dimasak dengan baik.