Selasa, 21 January 2020 08:20 UTC
HEWAN TERNAK. Dinas Peternakan Jawa Timur mewaspadai endemik antraks di Gunung Kidul, Yogyakarta. Tampak bazar ternak qurban tahun 2018 di depan kantor Dinas Peternakan Jawa Timur. Foto: Istimewa
JATIMNET.COM, Surabaya – Endemik antraks yang terjadi di Kecamatan Ponjong dan Rongkop, Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, disikapi Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Timur. Kepala Disnak Jawa Timur Wemi Niamawardi mengatakan pihaknya memperketat pengawasan hewan ternak di wilayah perbatasan yang akan masuk ke Jawa Timur.
"Kami mengoptimalkan pos pemeriksaan hewan di perbatasan untuk melakukan pengawasan terhadap lalu lintas ternak antar provinsi," ujar Wemi, Selasa 21 Januari 2020.
Selain itu, pihaknya juga mengoptimalkan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang ada di Jatim. Sebanyak 127 Puskeswan diperintahkan untuk memantau keberadaan hewan ternak di seluruh Jawa Timur hingga tingkat kecamatan dan desa.
BACA JUGA: Dinas Perternakan Jatim Pastikan Tidak Ada Sapi dari DIY
Pihaknya mengimbau agar masyarakat melapor ke petugas Disnak kabupaten/kota maupun Puskeswan ketika melihat ada kematian hewan ternak yang tak wajar atau mencurigakan. Jika memang ada kematian hewan ternak tak wajar, ia meminta agar tidak dipotong dan dikonsumsi.
Disnak Jawa Timur juga mengoptimalkan laboratorium kesehatan hewan untuk melakukan pengawasan dan penyidikan penyakit melalui pengambilan sampel untuk dilakukan pengujian. Tiga laboratorium di Malang, Tuban, dan Madura telah bergerak mengambil sampel yang ada di wilayah kerjanya masing-masing.
"Kabupaten dan kota juga mempunyai laboratorim. Mereka juga rutin melakukan pemeriksan kesehatan hewan. Jadi akan bisa diantisipasi (jika antraks masuk ke Jatim)," katanya.
BACA JUGA: Tips Mengelola Hewan Kurban yang Higienis Menurut Disnak Jatim
Wemi juga meminta agar pedagang dan peternak mengikuti prosedur berdagang yang benar baik saat mendatangkan atau mengirim sapi ke Jawa Timur. "Ada rekom dan izin serta sertifikat veteriner atau surat keterangan kesehatan hewan dari dokter hewan yang berwenang," tuturnya.
Sebelumnya, Pemkab Gunung Kidul mengisolasi hewan ternak dari Kecamatan Ponjong dan Rongkop untuk mencegah penyebaran bakteri antraks lewat hewan ternak dan bisa menular pada manusia. Tercatat sudah 12 orang yang diduga (suspect) tertular bakteri antraks.