Minggu, 16 June 2019 08:10 UTC
Ilustrasi sapi. Foto: pixabay
JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Dinas Perternakan Jawa Timur Wemmi Niamawati memastikan tidak ada sapi yang masuk dari Jawa Tengah maupun DI Yogyakarta.
Pernyataan Wemmi ini terkait dengan temuan sapi yang terjangkit antraks Mei 2019 lalu di Gunung Kidul, Yogyakarta.
"Kalau dari Jawa Tengah masuk ke Jawa Timur tidak ada laporan sapi yang masuk," ujar Wemmi dikonfirmasi Jatimnet.com, Minggu 16 Juni 2019.
BACA JUGA: Hentikan Penyebaran Antraks, Ratusan Sapi di Gunung Kidul Disuntik Antibiotik
Kendati demikian, Wemmi menegaskan, Kewaspadaan tetap dilakukan terhadap kemungkinan sapi terjangkit antraks.
Peningkatan pos pemeriksaan hewan di perbatasan provinsi diperketat. Dokter hewan telah disiapkan untuk mencegah kemungkinan masuknya sapi yang terjangkit penyakit yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis itu.
"Di seluruh Jawa Timur ada 15 pos pemeriksaan hewan. Dan dioptimalkan di situ untuk melakukan pemeriksaan hewan," tuturnya.
BACA JUGA: Stok Daging Sapi di Jatim Aman dan Harga Stabil
Diakuinya, terakhir kali ada temuan sapi terjangkit antraks pada 2015 silam di Kabupaten Blitar. Sejak itu dinas perternakan terus mengupayakan penanganan pencegahan dengan mewajibkan pemilik sapi melengkapi dokumen veterinen.
Langkah tersebut dinilai Wemmi cukup ampuh untuk menjaga kesehatan sapi. Sehingga sampai saat ini belum ditemui lagi kasus antraks di Jawa Timur.
"Kami terus melakukan penanganan terhadap antraks. Sampai sekarang tidak ada, karena terus melakukan survelen terhadap lingkungan," katanya.
BACA JUGA: Terlanjur Terbiasa, Masyarakat Banyuwangi Enggan Potong Hewan di RPH
Perlu diketahui, beberapa waktu lalu di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul dua ekor sapi ditemukan positif mati akibat antraks.
Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul pun bergerak cepat untuk membatasi meluasnya penyebaran virus antraks tersebut.
Sebanyak 347 ekor sapi, 832 kambing, dan sembilan ekor domba di Kecamatan Karangmojo, Gunung Kidul, mendapat suntikan antibiotik dari Dinas Pertanian dan Pangan setempat.