Logo

Warga Ponorogo Sulap Barang Bekas jadi Alat Fogging

Reporter:,Editor:

Kamis, 31 January 2019 08:12 UTC

Warga Ponorogo Sulap Barang Bekas jadi Alat Fogging

Ahmad Masruri menunjukkan cara kerja alat fogging buatannya yang terdiri atas barang bekas. Foto: Gayu Satria.

JATIMNET.COM, Ponorogo – Wabah demam berdarah terus bertambah. Akibatnya banyak warga harus dirawat di rumah sakit maupun Puskesmas. Adanya wabah itu membuat alat pengasapan (fogging) menjadi solusi untuk membasmi nyamuk Aedes Aegypti.

Tidak gampang untuk mendapat layanan fogging dalam waktu singkat. Masalahnya cukup banyak daerah di Ponorogo yang mengajukan permohonan pengasapan guna membasmi nyamuk lantaran terjadi antrean panjang.

Banyaknya permintaan pengasapan itulah mendorong Ahmad Masruri menciptakan alat dari bahan bekas. Warga Desa Setono, Kecamatan Jenangan itu memanfaatkan sprayer (penyemprot) burung. Selanjutnya dirangkai dengan sebuah pemantik las portabel, jadilah alat fogging.

Masruri mengaku alat ini dia pelajari saat masih bekerja di luar negeri. Tepatnya saat bekerja di Korea Selatan selama empat tahun. Dia mengamati alat yang dibuat untuk melakukan pengasapan sederhana dan mudah dibawa ke mana-mana.

BACA JUGA: KLB Demam Berdarah Di Ponorogo, Pasien Dirawat Di Lorong-Lorong

“Saat saya kerja di Korea, setiap dua minggu sekali selalu diadakan fogging dengan alat yang sederhana dan mudah dibawa. Kemudian saya berpikiran untuk membuat sendiri,” kata Ahmad Masruri ketika ditemui di rumahnya, Rabu 30 Januari 2019.

Ruri sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa ujung las portabel tersebut sudah dimodifikasi sedemikian rupa. Kemudian dipasang pipa tembaga bekas pendingin ruangan yang telah dibentuk lekukan-lekukan. Pipa tembaga ini adalah jalur cairan fogging yang kemudian dipanaskan oleh api dari las portabel.

Cara kerjanya pun sangat sederhana. Pada saat pemantik alat portabel dinyalakan maka akan memanaskan pipa tembaga yang telah dipasang diujung alat las. Ketika pipa tembaga sudah terlihat panas, cairan pembasmi nyamuk yang telah dimasukkan ke dalam sprayer akan menyemprotkan. Namun sebelumnya sprayer itu telah dihubungkan dengan selang pada ujung tembaga.

“Cara kerjanya sebenarnya sama persis dengan rokok-rokok elektrik, hanya ini menggunakan gas portabel,” terangnya.

Bapak satu anak ini mengaku sudah membuat alat pengasap sederhana ini sejak pertengahan tahun lalu. Awalnya hanya ia gunakan untuk lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Hanya saja karena DB sedang mewabah, membuat teman-teman dan warga memesan alat tersebut.

BACA JUGA: Ponorogo Tetapkan KLB Demam Berdarah

Pria yang juga mempunyai bengkel las ini menambahkan fogging sederhana ini dibuat hanya dengan hitungan jam.

“Dua jam sudah bisa merangkai alat ini. Hanya saja untuk memenuhi semua pesanan saya masih belum sanggup, pesanan las di bengkel juga sedang menumpuk,” imbuhnya.

Ia berharap ke depannya semua desa ataupun tingkat RT bisa mempunyai alat fogging sederhana seperti miliknya. Bahkan Ruri mempersilakan bagi warga yang berniat belajar untuk membuat alat seperti miliknya.

“Jika setiap RT mempunyai alat seperti produk saya, tidak perlu menunggu pemerintah bertindak. Warga bisa secara swadaya membeli obatnya karena memang dijual bebas,” pungkasnya.