Selasa, 29 January 2019 02:55 UTC
Bupati Ipong Muchlissoni saat memimpin rapat di Gedung Pemkab Ponorogo, Selasa 29 Januari 2019 pagi. Foto: Gayuh Satria
JATIMNET.COM, Ponorogo - Pemerintah Kabupaten Ponorogo menetapkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), Selasa 29 Januari 2019. Penetapan KLB ini dilakukan karena sebanyak 173 warga diduga terjangkit DBD dan tiga orang meninggal dunia.
"Warga yang terjangkit DB jumlahnya semakin meningkat dan mengkhawatirkan," kata Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni usai rapat di Gedung Pemkab Ponorogo, Selasa pagi.
Dengan penetapan KLB ini, kata Ipong, pemerintah bisa tindakan luar biasa. "Misalnya, kalau alat fogging-nya kurang, kami bisa tambah dan beli. Jika tidak ada dananya, dengan KLB menjadi bisa,” ujar Ipong.
Ia mengatakan untuk kebutuhan dananya, pemerintah dana bisa mengambil dari dana Oncall atau dana yang tidak terduga.
BACA JUGA: Angka Penderita DBD di Jatim Mencapai 6.562 Orang
Ia meminta seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit untuk menggratiskan semua biaya pengobatan serta mencukupi semua kebutuhan obat-obatan pasien DB. Ia juga meminta Dinas Kesehatan terus mendukung dan mengawasi KLB ini.
Selain itu, Ipong juga meminta seluruh camat dan kepala puskesmas giat mengedukasi dan bekerja bakti memberantas sarang nyamuk.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Rahayu Kusdarini menuturkan masyarakat yang meminta fogging saat ini harus antre karena alatnya terbatas. Karena itu, dengan penetapan KLB ini, pihaknya akan menambah alat fogging.
BACA JUGA: Dua Warga Kota Surabaya Terjangkit DBD
“Namun saya ingatkan, kegiatan fogging harus selalu disertai dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa,” tuturnya.
Rahayu berharap dengan penetapan KLB BDB, fogging dan PSN bisa terlaksana dengan lancar sehingga jumlah korban semakin turun atau bebas dari DB.
“Saat ini, sebenarnya jumlah korban DB sudah mulai menurun. Kalau kemarin, RS sampai kehabisan tempat tidur. Namun saat ini sudah tercukupi. Insya Allah Februari benar-benar bisa turun,” ujarnya.