Rabu, 30 January 2019 12:15 UTC
Ilustrasi: Pixabay.com
JATIMNET.COM, Surabaya - Waralaba Kebab Baba Rafi bakal tembus hingga ke Taiwan menyusul penandatanganan letter of intent (LoI) antara Asosiasi Pengusaha Indonesia di Taiwan (APIT) dengan perusahaan waralaba itu. Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) memfasilitasi kerja sama tersebut.
Penandatanganan dilakukan Ketua APIT Deyantono dan CEO Baba Rafi Hendy Setiono dengan disaksikan Kepala KDEI Taipei, Didi Sumedi di Kantor KDEI di Taipei, Taiwan, pada Jumat 25 Januari 2019.
“Dengan penandatanganan LoI tersebut, maka waralaba asal Indonesia akan segera hadir di Taiwan. Diharapkan dapat hal ini diikuti ekspansi waralaba lain dari tanah air,” jelas Didi melalui siaran pers yang diterima Jatimnet.com, Rabu 30 Januari 2019.
Ia mengungkapkan, sejak 2018 KDEI Taipei gencar memfasilitasi kerja sama antara pengusaha Indonesia yang ada di Taiwan dengan pengusaha di Indonesia.
BACA JUGA: Indonesia Raup Jutaan Dolar di Pameran Mamin Internasional
Kerja sama APIT dengan waralaba Baba Rafi merupakan realisasi awal dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara APIT dengan dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) tentang kerja sama pengembangan ritel Indonesia di pasar Taiwan pada Oktober 2018 lalu.
Menurut Didi, peluang pasar waralaba asal Indonesia di Taiwan sangat besar. Ada sekitar 300 ribu masyarakat Indonesia di Taiwan dan sebagian besar merupakan pekerja migran. Jumlah pekerja migran Indonesia di Taiwan terbanyak kedua setelah Malaysia.
“Pasar di Taiwan cukup menjanjikan. Apalagi kebab juga digemari berbagai kalangan, sehingga pangsanya tidak hanya masyarakat Indonesia, tetapi juga masyarakat Taiwan itu sendiri,” katanya.
BACA JUGA: Paviliun Indonesia Kenalkan Kuliner Nusantara di Davos
Baba Rafi merupakan kisah sukses waralaba Indonesia yang melebarkan sayapnya hingga ke mancanegara. Waralaba ini bahkan dinobatkan sebagai The World’s Biggest Kebab Chain.
“Ini tidak hanya bisnis yang berorientasi profit, tetapi lebih dari itu. Masyarakat sekaligus pengusaha Indonesia di Taiwan ingin mempersembahkan yang terbaik untuk negeri dan memberikan kebanggaan bagi masyarakat Indonesia,” terangnya.
Deyantono menambahkan, keinginan pengusaha Indonesia menghadirkan merek Indonesia di Taiwan masih sangat besar. Oleh karenanya, APIT akan menyambut baik jika ada restoran dari Indonesia yang akan mengembangkan sayapnya di Taiwan.
“Dibandingkan dengan agresivitas Thailand dan Vietnam, jumlah restoran Indonesia di Taiwan masih sangat terbatas. Padahal Indonesia yang memiliki kekuatan rasa dan kekhasan kuliner berpeluang besar di pasar Taiwan,” imbuhnya.