Kamis, 16 December 2021 10:20 UTC
KARYA SENDIRI. Pesawat lepas landas dan mendarat pendek atau STOL buatan Suyanto, warga Kabupaten Lamongan, Kamis, 16 Desember 2021. Foto: Zuditya Saputra
JATIMNET.COM, Lamongan – Pesawat kecil jenis lepas landas dan mendarat pendek atau Short Takeoff and Landing (STOL) buatan Suyanto, warga Kabupaten Lamongan, yang viral rencananya akan diberikan ke pemerintah Republik Indonesia jika sudah lolos uji kelayakan dan sertifikasi dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
Pesawat yang dibuat Suyanto di Ciamis, Jawa Barat, itu dibawa pulang ke kampung halamannya di Dusun Trongglonggong, Desa Sumberagung, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan.
Keinginnanya memberikan pesawat buatannya ke pemerintah RI agar bisa dimanfatkan masyarakat dan bisa menjadi kebanggaan negara Indonesia.
Keinginannya membuat pesawat terbang berjenis STOL itu karena dianggap cocok dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan. Pesawat jenis STOL cocok di negara kepulauan karena bisa melakukan lepas landas dimana saja.
BACA JUGA: Sensasi Menanti Berbuka dengan Pesawat Terbang di Atas Kepala
Dengan kemahirannya di bidang pembuatan pesawat, dia merasa terpanggil untuk membuatnya. Untuk membuat pesawat terbang jenis STOL ini, Suyanto tidak terinspirasi dari mana pun, tetapi berdasarkan pengalaman yang didapatnya saat bekerja bersama temannya di luar negeri.
Tujuan Suyanto membawa pulang pesawat itu ke rumahnya di Lamongan karena ia ingin pesawat yang dibuatnya menjadi kebanggaan warga Lamongan. "Selain itu, saya juga lahir di Lamongan dan lebih-lebih menjadi kebanggaan untuk bangsa dan negara karena pesawat ini nantinya akan saya berikan kepada negara,” kata Suyanto, Kamis, 16 Desember 2021.
Saat ini, Suyanto masih menunggu hasil uji kelayakan dan sertifikasi dari FASI. Pesawat ini juga belum bisa diterbangkan sebelum mendapatkan uji kelayakan dari pihak terkait. “Sebab, untuk melakukan penerbangan membutuhkan semua persyaratan tersebut dan setelah mendapatkan uji kelayakan dan sertifikasi maka pesawat tersebut akan di berikan kepada negara Indonesia,” ujarnya.
BACA JUGA: Pilot Myanmar Mendaratkan Pesawat Tanpa Roda Depan
Suyanto mengatakan, pesawat yang telah dibuatnya itu ada tiga pesawat dan yang dibawa pulang itu yang ketiga. Dia juga menyebutkan saat di Balikpapan, Kalimantan Timur, ia juga membuat pesawat yang kedua namun hanya sekadar merakit dan itu hanya pesanan dari luar negeri. Semua bahan yang digunakan dari luar negeri dan dia hanya mendapatkan ongkos untuk pengerjaannya.
"Tetapi, pesawat yang saya bawa pulang ini, yang merakit, membangun, dan merancang sampai siap terbang adalah saya sendiri,” ucapnya.
Untuk membuat satu pesawat, Suyanto tidak bisa memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkannya. Sebab, hal itu tergantung kepada bahan yang digunakan.
Menurutnya, jika bahan yang dibutuhkan sudah tersedia, diperkirakan dalam waktu satu tahun sudah cukup untuk merancang. Untuk merakitnya, menurutnya, dibutuhkan waktu tiga bulan hingga jadi.
BACA JUGA: Balon Udara di Jalur Pesawat, Begini Kata Airnav Indonesia
"Kalau merancang itu sulitnya tingkat tinggi karena harus banyak pengalaman dan harus banyak pikiran,” katanya.
Pesawat yang telah dibuatnya itu berukuran lebar 9 meter, panjang 6 meter, dan tinggi 2,6 meter. Kapasitasnya bisa ditumpangi dua orang dan untuk perjalanan empat jam, serta bisa mencapai ketinggian 10 ribu kaki.
Adapun bahan yang digunakan mayoritas didatangkan dari luar negeri seperti Cina, Amerika Serikat, Argentina, dan Rusia.
Suyono berharap pesawatnya bisa menjadi kebanggaan semua rakyat Indonesia. “Terlebih untuk generasi penerus bangsa untuk memberikan semangat kedirgantaraan kepada saudara-saudara kita biar lebih semangat,” katanya.
