Logo

Utang Luar Negeri Naik 8,7 Persen Jadi Rp5,533 Triliun

Reporter:

Senin, 17 June 2019 05:24 UTC

Utang Luar Negeri Naik 8,7 Persen Jadi Rp5,533 Triliun

Ilustrasi: Gilas Audi.

JATIMNET.COM, Jakarta – Utang luar negeri Indonesia naik 8,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) per akhir April 2019 menjadi 389,3 miliar dolar AS atau setara Rp 5.533 triliun.

Berdasarkan statistik yang disampaikan Bank Indonesia, Senin 17 Juni 2019 utang luar negeri (ULN) hingga bulan keempat terdiri atas utang pemerintah ditambah dengan bank sentral sebesar 189,7 miliar dolar AS dan utang swasta termasuk BUMN 199,6 miliar dolar AS.

“ULN Indonesia secara keseluruhan tumbuh 8,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2019 sebesar 7,9 persen (yoy),” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onnny Widjanarko.

BACA JUGA: Pemerintah Terbitkan SUN Samurai Bonds Sebesar Rp23,3 Triliun

Kenaikan ULN itu, menurut Bank Sentral, karena transaksi penarikan neto utang dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sehingga utang dalam rupiah lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.

Jika melihat sektornya, kenaikan ULN lebih didominasi kenaikan utang swasta, karena ULN pemerintah tumbuh melambat.

Onny menuturkan ULN pemerintah pada April 2019 tercatat 186,7 miliar dolar AS atau tumbuh 3,4 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,6 persen (yoy).

Penurunan ULN pemerintah ini karena pemerintah membayar pinjaman senilai 0,6 miliar dolar AS dan terjadi penurunan kepemilikan nonresiden (asing) di Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 0,4 miliar dolar AS karena ketidakpastian di pasar keuangan global, imbas dari perang dagang.

BACA JUGA: Utang Indonesia Lebih Kecil Dibanding Singapura

ULN pemerintah banyak dialokasikan untuk pembiayaan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (18,8 persen dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,3 persen), sektor jasa pendidikan (15,8 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,1 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (14,4 persen).

ULN swasta naik 14,5 persen (yoy) menjadi 199,6 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Maret 2019 sebesar 13 persen (yoy). ULN swasta didominasi sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap atau air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian dengan total pangsa 75,2 persen terhadap total ULN swasta.

BI menyebutkan struktur ULN Indonesia tetap sehat, yang terlihat dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir April 2019 sebesar 36,5 persen atau relatif sama dengan rasio ULN per PDB di Maret 2019.

“Dengan perkembangan tersebut, meskipun ULN Indonesia mengalami peningkatan, namun masih terkendali dengan struktur yang tetap sehat. BI dan pemerintah terus berkoordinasi memantau perkembangan ULN,” ujar Bank Sentral. (ant)