Selasa, 04 May 2021 13:40 UTC
EKSPOR SARUNG. Wabup Gresik Aminatun Habibah (kanan) berbincang dengan pemilik tenun sarung di Desa Wedani, Kec. Cerme, Gresik, Selasa, 4 Mei 2021. Sarung tenun setempat sudah ekspor ke mancanegara. Foto: Agus Salim
JATIMNET.COM, Gresik – Sarung tenun dari Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, kembali melakukan ekspor di masa pandemi. Ekspor kali ini ke sejumlah negara di ke Timur Tengah, Asia, dan Afrika.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Gresik Bier Budy Kismulyanto menyebut ekspor kali ini yang kedua setelah ekspor pada awal Januari 2021.
“Kami berharap ekspor kedua kali ini akan semakin membuka pasar ekspor baru dan sarung Wedani Cerme Gresik semakin dikenal di mancanegara,” ucap Bier mendampingi Wakil Bupati Gresik saat melepas ekspor, Selasa, 4 Mei 2021.
Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah berkesempatan melepas ekspor sarung tenun itu dengan menandai pemecahan kendi pada kendaraan pengangkut.
BACA JUGA: Petrokimia Gresik Bangkitkan Ekspor Bunga Melati Tegal Dengan NPK Phonska Plus
Didampingi Ketua DPRD Gresik Abdul Qosir, Ketua Dekranasda Gresik Nurul Haromaini Ali Akhmad Yani, Kepala Diskoperindag Agus Budiyono, dan Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur.
Salah satu anggota tim assessment dari Jakarta yaitu CEO PT Kakean Primanda Indonesia juga ikut bersama-sama melepas ekspor Sarung Wedani Cerme ke Dubai, Jeddah, Brunai Darussalam, Ethiophia, dan Uni Emirat Arab tersebut.
Aminatun yang akrab disapa Bu Min berharap ekspor sarung Wedani ini dapat membuka keran ekspor semakin besar dan menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Kami sangat mendukung agar ekspor sarung ini bisa mendongkrak perekonomian masyarakat," kata Bu Min usai melepas ekspor sarung di Desa Wedani.
Ia mengakui sejak masa pandemi ini perekonomian masyarakat sempat terpuruk. Untuk itu pihaknya berharap UMKM Sarung Desa Wedani bisa mencari terobosan.
BACA JUGA: Gabungan Eksportir Jatim Bantu 100 UMKM Ekspor Produk
“Kami tahu kualitas sarung produksi masyarakat Wedani ini sangat bagus. Saya sudah melihat proses pembuatannya. Hasilnya sungguh sangat luar biasa," kata Bu Min.
Sebelum pelepasan ekspor, CEO PT Kakean Primanda Indonesia Achmad Nur Hasyim Hamada menyatakan zaman dulu Gresik sudah terkenal dengan hasil tenun songket.
Padahal kalau bisa membuat tenun songket hasilnya lebih menguntungkan secara ekonomis karena harganya bisa mencapai puluhan juta.
“Hasil tenun songket Gresik kami temukan pada museum di Belanda dan tertulis pada sejarah tenun dan tekstil. Tapi sejak seratus tahun terakhir songket Gresik sudah tidak ada lagi. Kami berharap para perajin tenun di Gresik untuk menguri-uri (menghidupkan) kembali agar tenun songket Gresik bisa berjaya lagi," katanya.