Logo

Petrokimia Gresik Bangkitkan Ekspor Bunga Melati Tegal Dengan NPK Phonska Plus

Reporter:,Editor:

Selasa, 23 March 2021 23:20 UTC

Petrokimia Gresik Bangkitkan Ekspor Bunga Melati Tegal Dengan NPK Phonska Plus

Dirut Petrokimia Gresik disela-sela panen bunga melati pada lahan demonstration plot (demplot) di Tegal. Foto Teks/Humas PG

JATIMNET.COM Gresik - Petrokimia Gresik, menggelar panen tanaman bunga melati pada lahan demonstration plot (demplot) aplikasi pupuk non-subsidi NPK Phonska Plus seluas 150 hektar di Desa Maribaya, Kramat, Kabupaten Tegal.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan demplot yang dilakukan pada Senin 22 Maret 2021 ini upaya Petrokimia Gresik untuk menggeliatkan kembali ekspor bunga melati dari Kabupaten Tegal yang sempat terganggu akibat wabah Covid-19.

Demplot ini juga menjadi bentuk dukungan Petrokimia Gresik kepada Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang mendorong peningkatan ekspor bunga dengan nama Latin Jasminum Sambac ini. “Ekspor ini akan menambah devisa negara serta meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Dwi Satriyo.

Berdasarkan data yang pernah dirilis Badan Karantina Pertanian, ekspor melati dari Provinsi Jawa Tengah selama satu semester sebelum pandemi Covid-19 bisa mencapai Rp 200,55 miliar.

Baca Juga: Jatim Mendapat Jatah 2,8 Juta Pupuk Tahun Ini

Komoditas ini diekspor ke beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Arab Saudi untuk kebutuhan sembahyang atau campuran dalam minuman karena memiliki aroma yang baik untuk penyegar.

Sedangkan Kabupaten Tegal mampu menghasilkan 3.201 ton melati per bulan. Dari jumlah tersebut, 110 ton diekspor, budidaya melati sebagai ceruk pasar yang sangat potensial untuk digarap.

"Kami memiliki produk inovatif peningkat produktivitas budidaya melati, yaitu NPK Phonska Plus. Ini komitmen kami sebagai perusahaan Solusi Agroindustri serta upaya menjadi market leader dan dominant player,” ujar Dwi Satriyo.

Phonska Plus mengandung unsur hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P2O5), dan Kalium (K2O) masing-masing 15 persen serta unsur hara Sulfur (S) 9 persen dan Zink 2.000 part per million (ppm). "Pupuk ini mampu mendorong produktivitas tanaman bunga melati hingga 30 kilogram per hektar," papar Dwi Satriyo.

Baca Juga: Pupuk Indonesia Canangkan Program Agro Solution

Adapun dosis pemupukan yang digunakan dalam demplot adalah Phonska Plus sebanyak 25 kilogram,  Urea 10 kilogram, dan Petroganik 10 kilogram untuk setiap hektar lahan, dosis pemupukan dilakukan selama 6 (enam) kali dalam setahun. 

"Melalui kegiatan ini kami mengajak  petani untuk menerapkan pemupukan berimbang dengan mengombinasikan pupuk organik dan pupuk anorganik sesuai dosis yang dianjurkan," tandas Dwi Satriyo.

Petrokimia Gresik mengawali demplot ini dengan pengujian tanah oleh mobil uji tanah, setelah itu petugas agronomis memberikan rekomendasi pemupukan yang berimbang dan presisi kepada petani. "Alhamdulillah hari ini kita dapat melihat bagaimana pertumbuhan tanaman sangat bagus, dan hasil panen yang baik," ujarnya.

Baca Juga: Petani Probolinggo Menjerit, Pupuk Subsidi Semakin Sulit Dicari

Dwi Satriyo juga blusukan menjaring aspirasi petani di Kabupaten Tegal, mengunjungi distributor dan kios, menggelar One Day Promotion memastikan ketersediaan pupuk petani tercukupi, baik subsidi maupun komersial.

"Pupuk merupakan kunci penting program peningkatan produktivitas pertanian dan menjaga ketahanan pangan nasional. Untuk itu, kami memastikan ketersediaan pupuk subsidi maupun komersial sebagai pendukung subsidi," tandasnya.

Seperti diketahui Kabupaten Tegal memiliki 38 ribu hektar lahan pertanian. Sekitar 82 persen diantaranya diairi dengan sistem irigasi, hal ini yang menjadikan Tegal sebagai lumbung padi nasional.

"Melalui kegiatan ini, kami yakin, bahwa dengan terus bersama stakeholder, kami dapat terus tumbuh serta mendukung program-program pemerintah yang pada akhirnya mewujudkan kesejahteraan para petani," tutup Dwi Satriyo.