Rabu, 11 July 2018 09:20 UTC

Ketua Yayasan Widya Mandala, Prof. Drs. Ec. Henky Supit, AK,. CA,. menandatangi buku 60 tahun Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). Foto : Arif Ardliyanto
JATIMNET.COM – Persiapan menghadapi revolusi industri membuat kampus melakukan pembenahan. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) dan Univesitas Katolik Widya Mandala Madiun memutuskan menjadi satu dalam membangun pendidikan di Indonesia.
Ketua Yayasan Widya Mandala, Prof. Drs. Ec. Henky Supit, mengatakan, banyak persiapan untuk menghadapi revolusi industri di dunia kampus. Hal ini dilakukan untuk merespon kondisi perkembangan pendidikan tanah air. Untuk itu, UKWM melakukan pembenahan dunia pendidik terlebih dulu.
“Kami juga menyekolahkan SDM dosen ke luar negeri. Ini bagian dari proses mempersiapkan diri menghadapi tantangan perkembangan zaman,” katanya setelah acara Perayaan 60 tahun Yayasan Widya Mandala Surabaya di Jalan Dinoyo, Surabaya, Rabu, 11 Juli 2018.
Henky menyatakan, persiapan lain yang terus dilakukan adalah memaksimalkan Fakultas Teknik untuk merancang digitalisasi di kampus. Kemudian dikembangkan menjadi sebuah terobosan dalam memberikan pelayanan, baik terhadap dosen maupun mahasiswa. Dengan begitu, ada azas keadilan dalam penerapan digitalisasi ini untuk kemajuan karyawan dan mahasiswa.
Penyatuan dua kampus antara UKWM Surabaya dan Madiun, lanjut dia, juga sebagai upaya memajukan kampus menjadi lebih baik. Dulu, ungkap Henky, kampus UKWMS dan UKWM Madiun merupakan satu kesatuan. Karena ada peraturan pemerintah untuk memisahkan kampus, akhirnya kedua kampus ini berpisah.
Seiring dengan perjalanan waktu, paparnya, muncul peraturan baru yang tertuang dalam Kepmen 100 tahun 2016 yang berisi tentang diperbolehkan kampus yang ada di Madiun dan Surabaya bersatu, maka UKWM langsung berinisiasi untuk bersatu. “Sekarang proses penyatuannya masih dalam proses Dikti,” ungkap Henky.
Dengan bersatunya kampus ini, maka SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki kampus di Surabaya maupun di Madiun akan melebur. Keduanya akan dijadikan satu untuk bisa menyumbangkan pemikran bagi Bangsa Indonesia. “Kami sangat berharap bisa menjadi tujuan pendidikan,” ucap dia.
