Logo

Tumbuhkan Minat Tanam Tebu, Petani akan Dibantu Benih dan Pupuk

Pemkab Probolinggo Bantu Petani Dapatkan Bantuan APBD Provinsi dan APBN
Reporter:,Editor:

Minggu, 18 April 2021 10:00 UTC

Tumbuhkan Minat Tanam Tebu, Petani akan Dibantu Benih dan Pupuk

PANEN TEBU. Proses pengangkutan tebu menggunakan truk setelah dilakukan panen di Probolinggo. Foto: Dinas Kominfo Kab. Probolinggo

JATIMNET.COM, Probolinggo – Pemkab Probolinggo melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) akan memberikan pendampingan dan fasilitasi terhadap para petani tebu.

Itu dilakukan guna meningkatkan kembali geliat pertanian tebu di Kabupaten Probolinggo yang sebetulnya memiliki potensi cukup bagus.

Agar petani tertarik untuk kembali menanam tebu, DKPP lewat Bidang Perkebunan bakal menyalurkan bantuan benih, Hari Orang Kerja (HOK), pupuk organik, dan obat-obatan bagi para petani.

Kepala Bidang Perkebunan DKPP Kabupaten Probolinggo Nurul Komaril Asri mengatakan bantuan dalam pengembangan pertanian tebu berasal dari APBD Provinsi Jawa Timur dan APBN.

"Lewat pengembangan tanaman tebu ini, harapan kami bisa menyediakan kembali bahan baku bagi PG untuk menghindari penutupan. Apalagi potensi tanaman tebu di Kabupaten Probolinggo sangat bagus sekali," katanya, Minggu, 18 April 2021.

BACA JUGA: Gula Petani di Jatim Belum Terserap Maksimal

Menurut Nurul, salah satu penyebab ditutupnya Pabrik Gula (PG) oleh Kementerian BUMN karena dianggap sudah tidak efisien dalam memproduksi gula. 

“Intinya kita menghindari penutupan PG. Sebab kalau PG ditutup, maka iklim mikro di situ seperti penjual kecil juga akan terdampak. Karena dengan tidak giling maka perekonomian masyarakat juga kena dampaknya,” katanya.

Nurul menerangkan pihaknya saat ini sudah mendapatkan bantuan melalui dana APBD Provinsi Jawa Timur dan APBN.

Untuk bantuan APBD Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Probolinggo mendapatkan bantuan berupa Warung Tebu dalam bentuk Kebun Bibit Datar (KBD) seluas 2 hektar.

KBD tersebut ditanami empat varietas di Kelompok Tani Makmur Jaya Mangar Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar, yang meliputi PS 862, Vmc 7616, Vmc 865, dan N114T.

“Di KBD itu nanti rencananya tebu ditanam lagi, enam bulan kemudian menjadi tebu giling. Tebu KBD dua hektar itu bisa menjadi 7 hingga 8 dan dikalikan 2 hektar sehingga menjadi 14 hingga 16 hektar,” katanya.

Sementara dari APBN, terang Nurul, diperoleh dari Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian dengan pelaksana Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan.

Pihaknya baru mengusulkan Calon Peserta Calon Lokasi (CPCL) dimana bakal dapat jatah 250 hektar Bongkaratun dan 500 hektar Rawat Ratun.

BACA JUGA: Ketika Petani Tebu Melek Iklim, Hasil Panen Kian Manis

“Sekarang kita sedang mempersiapkan CPCL-nya. Kalau bantuannya sudah dapat, tetapi kini prosesnya penyusunan CPCL-nya. Untuk mendapatkan barang ini memang CPCL-nya dulu yang harus dikirimkan. Rencananya nanti akan difokuskan di Kecamatan Banyuanyar, Maron, Sumberasih, dan Gending. Untuk ini kita dapat bantuan benih, HOK, pupuk organik, dan obat-obatan,” ujarnya.

Nurul menyampaikan bantuan benih dari Provinsi Jawa Timur berasal dari benih bersertifikat Kebun Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari Lumajang di bawah PTPN XI.

Hanya saja, menurut Nurul, petani masih enggan menanam tebu karena terkendala harga yang sudah ditentukan pemerintah. Belum lagi harga sewa tanah tinggi dan kuota pupuk bersubsidi yang dikurangi.

“Pembatasan pupuk bersubsidi maksimal lahan 2 hektar menjadi kendala sendiri mengapa petani enggan menanam tebu," katanya.

Nurul menambahkan lama masa panen tanaman tebu yang membutuhkan waktu hingga 14 bulan juga menjadi perhitungan tersendiri bagi petani jika dibandingkan bercocok tanam tanaman lainnya.