Rabu, 23 January 2019 01:28 UTC
Ilustrator: Cheppy Canggih
JATIMNET.COM, Tulungagung – Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung belum menetapkan status KLB (kejadian luar biasa) demam berdarah meski jumlah penderitanya saat ini sudah mencapai 223 orang.
“Memang terjadi lonjakan (kasus). Namun kami belum menetapkan status KLB,” kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Tulungagung Didik Eka, Selasa 22 Januari 2019.
Didik menegaskan alasannya tidak ingin terburu-buru menetapkan status KLB, yakni kuantitas kasus yang belum berlipat dua kali dibanding tahun sebelumnya. Apalagi, selama kurun Januari ini tidak ada kasus penderita yang meninggal karena DBD.
“Kami masih fokus pada pengendalian dan penanganan intensif melalui gerakan pengasapan dan PSN (pemberantasan sarang nyamuk),” ujarnya.
BACA JUGA: Tulungagung Terbanyak Penderita Demam Berdarah Selama Januari
Didik menjelaskan Tulungagung pernah menetapkan KLB dalam penanganan kasus serupa, yakni pada Januari 2014 dengan jumlah sekitar 382 kasus DBD. Dia menambahkan salah satu pertimbangan untuk menetapkan KLB kembali, jumlah penderita harus dua kali lipat dari periode pertama ditetapkannya KLB.
“Kalau belum dua kali lipat jumlah penderita dari periode tahun sebelumnya, maka belum bisa ditetapkan sebagai KLB,” katanya.
Didik menuturkan, kendati saat ini telah ditemukan sekitar 223 penderita DBD, jumlah penderita naik secara signifikan, walaupun itu tidak ada pernyataan KLB. Pihaknya tetap memberlakukan seperti KLB.
“Artinya, penanganan lebih intensif terhadap masyarakat. Semoga saja tidak terjadi KLB nantinya,” ujarnya.
Lebih lanjut Didik menjelaskan banyaknya temuan pasien positif DBD ini dipicu oleh perubahan cuaca yang terjadi saat ini dari kemarau ke hujan.
BACA JUGA: DBD Merenggut Nyawa Lima Warga Bojonegoro
Dan apabila tidak diwaspadai maka pihaknya yakin jumlah pasien akan terus bertambah.
“Ini karena anomali cuaca. Tahun kemarin di bulan Januari tidak ada yang meninggal, hanya ada temuan kasus sebanyak 11,” katanya.
Didik mengungkapkan, pihaknya tetap melakukan fogging (pengasapan) ketika menemukan penularan di masyarakat, dengan radius hingga 200 meter dari temuan lokasi warga yang positif.
Sepanjang tahun kemarin saja telah dilakukan 122 kali pengasapan di 30 lokasi yang ditemukan penularan DB, terutama di empat kecamatan yang banyak terjadi temuan DB yakni di kecamatan Tulungagung, Kedungwaru, Boyolangu dan Ngantru. (ant)
