Selasa, 22 January 2019 11:48 UTC
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Jawa Timur Siti Murtini. Foto: Baehaqi Almutoif
JATIMNET.COM, Surabaya - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur menyebutkan angka penderita demam berdarah pada Januari 2019 meningkat 42 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dari 1.114 kasus penderita di Januari 2018, meningkat 1.634 penderita bulan yang sama tahun ini.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Jawa Timur Siti Murtini mengatakan, intensitas musim hujan yang lebih tinggi menjadi penyebab meningkatnya kasus demam berdarah. "Biasanya kalau musim penghujan tiba, pasti akan diikuti peningkatan demam berdarah," ujar Siti Murtini di kantornya, Selasa 22 Januari 2019.
Data yang disampaikan Dinkes Jawa Timur hingga 21 Januari 2019, Tulungagung menempati urutan pertama dengan penderita terbanyak. Kabupaten di Selatan Jatim itu tercatat 223 penderita dengan 3 orang meninggal. Diikuti Kediri, total di kabupaten maupun kota sebanyak 160 penderita dengan 10 orang meninggal dunia.
BACA JUGA: 41 Pasien Demam Berdarah Dirawat di RSUD Soeroto Ngawi
Di urutan ketiga ada Bojonegoro sebesar 114 penderita, dengan 2 orang meninggal. Lalu Ngawi dengan penderita 99 orang, serta 2 orang meninggal. "Kami sudah buat surat edaran dari bapak gubernur yang ditujukan kepada seluruh bupati/wali kota dan dinkes kabupaten/kota se-Jatim untuk melakukan gerakan memberantas sarang nyamuk," ungkapnya.
Sebenarnya upaya pemberantasan sarang nyamuk, disebutkan Siti Murtini, sudah dilakukan setiap tahun. Tidak hanya saat meningkatnya kasus demam berdarah saja. Melalui program satu rumah, satu jentik, diharapkan bisa mensterilkan lingkungan rumah dari nyamuk demam berdarah. "Sudah kalau hasilnya, banyak kelihatan. Tapi karena ini memang musim hujan jadi sulit dikendalikan," tuturnya.
Ia pun optimis jumlah penderita demam berdarah selama satu tahun 2019 menurun dibanding sebelumnya. Siti Murtini yakin Februari jumlah penderita menurun. "Contoh di Surabaya, tahun sebelumnya ranking satu, tapi dengan upaya ibu wali kota penularan demam berdarah bisa dikendalikan. Sekarang ranking 30 dbandingkan kota lain," tandasnya.