Logo

Tim Tracing Covid-19 Jatim Temukan 21 Titik Penularan

Reporter:,Editor:

Senin, 06 April 2020 00:00 UTC

Tim Tracing Covid-19 Jatim Temukan 21 Titik Penularan

Ilustrasi.

JATIMNET.COM, Surabaya - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur terus memetakan pola penyebaran virus. Hasilnya hingga sekarang, tim tracing mengklaim telah mengidentifikasi 21 titik penularan SARS CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) tersebut. 

"Memang kami belum tuntas mengevaluasi 152 pasien. Yang sudah kami evaluasi baru 132 kasus. Di Jatim kami identifikasi ada sekitar 21 titik episentrum penularan," ujar Ketua Gugus Tugas Rumpun Tracing Penanganan Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso, Sabtu 4 April 2020 malam. 

Hanya saja ia tidak merinci 21 titik, atau klaster penularan ini. Namun beberapa diantaranya, ada klaster pasien positif di Malang yang ternyata telah sakit sejak 11 Februari lalu. Kemudian klaster pasien yang tercatat pernah memiliki riwayat pertemuan di Yogyakarta. Tidak disebut jelas identitas kasus ini. 

BACA JUGA: Cegah Covid-19, Risma Keluarkan Surat Edaran Protokol Perhotelan hingga Restoran

Satu lagi klaster Asrama Haji Sukolilo Surabaya, yang baru-baru ini membentuk pola penularan. Sejauh ini, pada kelompok pelatihan petugas haji ini terkonfirmasi dua orang dinyatakan sembuh, dan dua orang yang masih berstatus Pasien Dalam Pemantauan (PDP), yakni dari Kediri dan Blitar meninggal dunia. 

"(Sebelumnya) satu konfirm sembuh, satu konfirm meninggal di Kediri. Tetapi kini bertambah (satu orang lagi sembuh dan satu PDP meninggal)," ungkapnya. 

Kohar yang juga Direktur Utama RSUD Saiful Anwar itu menjelaskan ihwal pola penyebaran di klaster Asrama Haji. Ia menyebut puncak diketahui adanya klaster asrama haji ialah pada 19 Maret lalu.

Mulanya ada satu narasumber asal Kediri pada 11 Maret menunjukkan gejala sakit terinfeksi covid-19. Kemudian 12 Maret dia masuk rumah sakit, dan hasil tes swab PCR pada 18 Maret diketahui positif.

BACA JUGA: Covid-19 Bebas Pajak

Tim tracing Pemprov Jatim bergerak cepat, mengingat banyaknya peserta yakni mencapai 415 orang. Terdiri dari 166 orang Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), serta 249 petugas dinas kesehatan. Mereka diketahui berasal dari kabupaten/kota se-Jatim, Bali, hingga Nusa Tenggara Timur. 

"Kasus pertama muncul tanggal 12 (Maret) penularan dari satu narasumbernya yang kemudian jumlahnya meningkat," terangnya. 

Bahkan di Lamongan 10 orangterkonfirmasi positif, delapan diantaranya klaster asrama haji. Satu orang positif tertular dari peserta pelatihan "Ada second transmission pada orang lain yang terjadi di Lamongan. Yang konfirm ada satu yang ternyata teman dekat peserta pelatihan," sebutnya. 

"Melihat banyaknya klaster sumber penularan, ini akan masih berlangsur penularannya. Masih dibutuhkan isolasi karena kita pengin habis tidak ada lagi. Jangan keburu keluar dulu ke jalanan," tandasnya.