Senin, 10 January 2022 07:00 UTC
Kasi Pembibitan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan Raolan.
JATIMNET.COM, Lamongan - Pasar susu sapi perah di Jawa Timur terbilang masih sangat terbuka lebar. Namun, disayangkan gegara kondisi iklim dan cuaca, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan tidak bisa mengembangkan sapi perah di daerahnya.
Kasi Pembibitan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Raolan, mengatakan peternak sapi di daerah Lamongan masih kental untuk menggeluti sapi pedaging. Hal itu karena sudah perna dilakukan berternak sapi perah. Namun, untuk hasil produksi yang diinginkan masih kurang.
"Di satu sisi peluang pasar memang ada. Tetapi, kita harus menyadari bahwa untuk iklim di Lamongan cenderung panas. Sehingga, untuk produksi susu sapi perah kita kalah dibanding daerah yang lebih dingin," katanya, Senin 10 Januari 2022.
Sehingga, untuk efesiensinya kala, karena dilihat dari sisi keunggulan komparatifnya, Lamongan kalah dengan daerah beriklim dingin. Akibatnya dari keunggulan kompetitifnya juga kalah.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Penjualan Susu Sapi Perah ke Industri Turun 7,6 Persen
Selain itu, Raolan juga membeberkan, bahwa dirinya juga sempat mencoba berternak sapi perah dengan beberapa ekor sapi. Namun, daya produksi yang diinginkannya masih kurang maksimal.
"Jadi bukan berarti kita tidak minat untuk mengisi peluang kebutuhan susu sapi di Jawa Timur, tapi karena terhalang oleh kondisi dan lingkungan yang kurang mendukung diantaranya kondisi suhu," ujarnya.
Sedangkan, sapi perah yang sempat dicoba ada di dusun Kucur ada lima ekor sapi, di Kecamatan Mantup ada lima belas ekor sapi dan di Kecamatan Sukorame ada enam ekor sapi.
Tapi, itu semua tidak bisa bertahan lama karena disebabkan produksi yang kurang maksimal. "Sehingga, peternak sapi Lamongan tidak ada yang tertarik dan lebih memilih kepada sapi pedaging," ujarnya.
Sedangkan, untuk kebutuhan susu sapi di Jawa Timur itu sebanyak 2 ribu ton susu. Namun, peternak sapi lokal Jawa Timur baru mampu memenuhi 1.400 ton susu sapi. Sehingga, sisa kebutuhan untuk 600 ton susu sapi masih dipenuhi dari produk impor.