Pandemi Covid-19, Penjualan Susu Sapi Perah ke Industri Turun 7,6 Persen

A. Baehaqi

Reporter

A. Baehaqi

Selasa, 21 Juli 2020 - 02:00

pandemi-covid-19-penjualan-susu-sapi-perah-ke-industri-turun-76-persen

SAPI PERAH. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kiri) saat berkunjung ke KPSP Setia Kawan Kabupaten Pasuruan.

JATIMNET.COM, Surabaya - Ketua Umum Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Kabupaten Pasuruan, H.M. Koesnan mengakui pandemi Covid-19 membawa dampak pada produksi susu sapi perah.

Ia menyebut, penyerapan susu sapi ke industri penampung menurun 7,6 persen. "Selama masa pandemi Covid-19 pemasaran ke perusahaan susu penampung mengalami sedikit penurunan," ujar Koesnan dalam siaran pers yang diterima Jatimnet.com, Senin 20 Juli 2020.

Pun demikian, pihaknya mengaku tidak menyerah dengan kondisi tersebut. Beberapa upaya telah dirancang untuk bisa menggenjot sisi bisnis lainnya. Koesnan meengaku pihaknya akan terus memperluas kemitraan dan berupaya menurunkan harga susu kemasan di tingkat masyarakat umum. 

Disamping itu, KPSP juga akan mengembangkan produk olahan susu untuk memberi nilai tambah. “Dengan menerapkan kebijakan protokol kesehatan, memperluas kemitraan, menurunkan harga jual susu segar kepada masyarakat umum serta mengembangkan produk olahan kami harap pandemi Covid-19 ini tidak begitu mempengaruhi kinerja bisnis kami,” tegasnya.

BACA JUGA: Nestle Harus Pertimbangankan Harga Sapi di Peternak

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku mendorong industri persusuan Jatim agar mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pasalnya menurut dia, industri susu merupakan salah satu industri yang masih bisa survive di tengah pandemi.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, bahwa jumlah kebutuhan susu nasional pada 2019 mencapai 4.3 Juta ton/tahun. Nemun produksi susu segar dalam negeri (SSDN) baru mampu memenuhi 20 persen dari kebutuhan nasional. Sisanya diimpor dari negara lain.

Jumlah itu, kata Khofifah, masih bisa meningkatkan mengingat konsumsi susu masyarakat Indonesia masih kecil sekitar 15-16 liter per kapita per tahun. Di bawah negara tetangga seperti Thailand yang sudah mencapai 30 liter per kapita per tahun.

“Ini menjadi peluang bagi Jatim karena bisa menjadi salah satu strategi pemulihan ekonomi masyarakat. Kebutuhan SSDN masih sangat besar,” kata Khofifah.

Khofifah optimis jika peternak sapi perah Jatim mampu menjaga kualitas produk susu segar, maka keberlangsungan industri ini pun tidak akan terganggu dan tetap stabil. Industri susu pun dapat menjadi solusi penyerapan tenaga kerja.

“Saya melihat peluang bisnis dan keberlangsungan koperasi ini sangat strategis. Usahanya dari hulu hingga hilir. Koperasi ini model bisnis dan skalanya sudah menyerupai korporasi," tandasnya. 

Baca Juga