Sabtu, 24 September 2022 05:00 UTC
MINYAK ATSIRI. Anak Wajib, Imam, menunjukkan botol berisi minyak atsiri, Sabtu, 24 September 2022. Foto: Gayuh
JATIMNET.COM, Ponorogo – Berawal dari hasil pertanian berupa padi dan jagung di tempat tinggalnya kurang menguntungkan, seorang petani di Ponorogo berganti haluan menjadi penyuling minyak atsiri.
Ia adalah Wajib. Warga Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, ini mengolah berbagai macam minyak atsiri atau minyak nabati. Sejumlah bahan alami yang berhasil ia suling minyaknya adalah daun cengkeh, daun nilam, dan daun sereh/serai wangi.
Bahkan, berkat kepiwaiannya mengolah dedaunan untuk disuling minyaknya, ia diajak sebuah perusahaan jamu untuk menjadi penyetor minyak atsiri khususnya yang berasal dari sereh wangi. Kini bersama warga sekitar, ia membudidayakan puluhan hektar lahan untuk ditanami sereh wangi.
BACA JUGA: Antibiotik Alami, Konsumsi Tiga Jenis Rempah Ini
“Caranya, dedaunan seperti sereh atau cengkeh ini dimasukkan ke dalam tungku atau oven dan dikukus selama empat hingga delapan jam,” kata Wajib, Sabtu, 24 September 2022.
Wajib menuturkan ada banyak kegunaan dari penggunaan minyak atsiri untuk tubuh manusia. Misalnya minyak dari sereh wangi yang saat ini mulai banyak ditanam petani di Ponorogo bisa digunakan untuk obat oles luka, pijat atau urut, lilin aroma terapi, dan dapat diolah menjadi beberapa jamu untuk bahan tambahan.
Selain itu, keuntungan budidaya sereh wangi saat ini menjanjikan. Pola tanam sereh wangi tidak jauh berbeda dengan sereh bumbu. Satu bibit dapat menjadi puluhan bahkan ratusan bibit Kembali dan saat ini kebutuhan minyak atsiri sangat tinggi.
BACA JUGA: Lima Obat Alami untuk Penyakit Asma, Terbukti Efektif Meredakan
“Satu hektar lahan dapat menghasilkan 2 ton daun sereh. Itu untuk awal panen saat umur 6 atau 8 bulan, selanjutnya setiap 3 bulan dapat dipanen berlipat ganda,” tutur Wajib.
Wajib menerangkan setiap 1 ton daun sereh wangi dapat menghasilkan 8 liter minyak atsiri. Harga per liter minyak atsiri sekitar Rp155 ribu. Dengan harga tersebut, Wajib bisa mendapatkan keuntungan setiap bulannya hingga Rp40 juta dari hasil penyulingan minyak atsiri.
“Ada juga kemasan 50 dan 100 mililiter, saya jual Rp30 ribu dan Rp55 ribu,” ujar Wajib.