Logo

Tangis Haru Iringi Pemakaman Naufal Sang Atlet Gimnastik Kebanggan Indonesia

Reporter:,Editor:

Jumat, 03 October 2025 04:00 UTC

Tangis Haru Iringi Pemakaman Naufal Sang Atlet Gimnastik Kebanggan Indonesia

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri pemakaman almarhum Naufal Takdir Al Bari, atlet gimnastik kebanggan Indonesia di TPU Tlogo Pojok, Jumat, 3 Oktober 2025. Foto: Agus Salim

JATIMNET.COM, Gresik – Isak tangis pecah saat jenazah Naufal Takdir Al Bari (19), atlet gimnastik asal Kabupaten Gresik tiba di rumah duka, Jumat, 3 Oktober 2025.  

Warga, kerabat, dan rekan sesama atlet tak kuasa menahan haru mengiringi kepergian putra bungsu pasangan H. Mochammad Taufik (almarhum) dan Nurul Khotimah.

Naufal wafat di usia muda setelah mengalami cedera leher dan tulang belakang ketika menjalani training camp di Penza, Rusia pada 16 September lalu.

Naufal terjatuh saat mencoba gerakan di palang horizontal. Ia sempat sadar, namun akhirnya tak mampu bertahan dan dinyatakan meninggal dunia.

BACA: Tak Disambut Mewah, Atlet Muaythai Peraih Emas Kejuaraan Asia Ini Diarak Pakai Gerobak

Suasana kian pilu ketika Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memeluk erat ibunda Naufal yang menangis tersedu saat memandang jenazah putranya.

“Naufal anak saleh, ramah kepada semua. Kebaikannya meninggalkan kesan mendalam,” kenang Khofifah dengan mata berkaca-kaca.

Terlihat ratusan pelayat ikut mengiringi langkah terakhir Naufal dari kediaman duka Jalan KH.Kholil Gang XI Gresik menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tlogopojok.

Seakan tak rela, beberapa rekan atlet menatap hening ke arah pusara. Mereka seolah mengenang sahabat yang sempat bercita-cita mengharumkan nama Indonesia di ajang dunia.

BACA: Pulang dari Korea Selatan, Megawati “Megatron“ Perkuat GPPI

Ketua Federasi Gimnastik Indonesia Ita Yuliati yang turut hadir dalam pemakaman almarhum menyebut kepergian Naufal merupakan kehilangan besar.

“Naufal adalah aset bangsa, diproyeksikan tampil di Kejuaraan Dunia hingga Olimpiade 2028. Semangatnya kini menjadi warisan bagi atlet muda,” ucapnya.

Sejak usia tujuh tahun, Naufal ditempa di klub gimnastik Petrokimia Gresik hingga menembus Pelatnas. Prestasi yang berhasil ditorehkan mulai tingkat kabupaten hingga nasional membuatnya digadang-gadang sebagai bintang masa depan.

Namun, takdir berkata lain. Bagi keluarga, teman, dan dunia olahraga, Naufal bukan hanya atlet berprestasi, tetapi sosok anak baik yang sangat mencintai ibunya dan selalu rendah hati.

Di mata banyak orang, Naufal pergi terlalu cepat. Namun, meninggalkan teladan semangat dan kebaikan yang abadi dan pantas ditiru generasi muda.