Logo

Tangani PKM, Khofifah Pantau Pemberian Vitamin pada Sapi

Reporter:

Minggu, 08 May 2022 02:00 UTC

Tangani PKM, Khofifah Pantau Pemberian Vitamin pada Sapi

Gubernur Khofifah meninjau pengobatan Hewan Ternak Sapi milik H. Bakri di Dusun Wates, Desa Kedungpring, Kec. Balongpanggang, Sabtu, 7 Mei 2022. Foto. Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur

JATIMNET.COM, Surabaya -  Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang 1.247 ekor sapi di Jawa Timur mendapat penanganan. Bahkan, Gubernur Khofifah Indar Parawansa turun langsung dalam proses pemberian vitamin dan antibiotik di Dusun Wates, Desa Kedungpring, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Sabtu sore, 7 Mei 2022.

Di salah satu tempat peternak itu, pemberian vitamin dan antibiotik dilakukan dengan cara disuntikkan. Khofifah yang mengenakan alat pelindung diri (APD) menyaksikan proses penanganan sapi yang terjangkit PMK tersebut.

BACA JUGA : PMK Merebak, 1.247 Ekor Sapi di Jatim Terserang

“Hari ini kami melakukan peninjauan langsung untuk pengobatan hewan ternak yang kita sama-sama lakukan dalam rangka penanganan PMK pada hewan ternak,” kata dia seperti dikutip dari laman resmi Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Minggu, 8 Mei 2022. 

Untuk mengendalikan penularan wabah, ia mengimbau para pemilik maupun peternak mengisolasi serta mengkarantina hewan ternak yang terjangkit PMK. Hewan yang sehat juga perlu diperlakukan sedemikan rupa untuk mencegah penularan.

Menurutnya, karantina bisa dilakukan mulai dari kecamatan atau desa yang memiliki kandang hewan ternak yang jaraknya berdekatan.  Alasannya, penularan virus PMK ini bisa terjadi lewat udara atau airbone yang mirip dengan Covid-19.

BACA JUGA : PMK Mewabah, Khofifah Insruksikan Penutupan Pasar Hewan di 4 Kabupaten

 “Melalui karantina dan isolasi seperti ini, kita bisa perkirakan jarak atau radius dari udara yang bisa membawa virus ini sejauh mana. Sehingga penularannya bisa dikendalikan,” ujar Khofifah. 

Ia mengimbau agar hewan ternak yang terkena wabah PMK maupun yang belum segera diproteksi. Adapun caranya dengan tidak membawa keluar kandang terlebih dulu. Jika memang penyebarannya melalui transmisi udara, maka hewan yang di dalam kandang jangan dikeluarkan. Demikian sebaliknya. “Pola pencegahan ini mirip dengan penanganan Covid-19,” ucap dia.