Logo

PMK Merebak, 1.247 Ekor Sapi di Jatim Terserang

Reporter:

Minggu, 08 May 2022 03:00 UTC

PMK Merebak, 1.247 Ekor Sapi di Jatim Terserang

Gubernur Khofifah meninjau pengobatan Hewan Ternak Sapi milik H. Bakri di Dusun Wates, Desa Kedungpring, Kec. Balongpanggang, Sabtu , 7 Mei 2022. Foto. Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur

JATIMNET.COM, Surabaya – Penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang ternak sapi di empat kabupaten, yakni Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto.  Sekitar 1.247 ekor hewan peliharaan itu dinyatakan terjangkit penyakit tersebut.

Tanda klinis dari PMK seperti demam tinggi (39-41 derajat celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa. Selain itu, luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, kaki pincang. Juga, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, nafas cepat, produksi susu turun drastis, dan menjadi kurus.

BACA JUGA : Puluhan Ekor Sapi Betina Produktif Mati Terserang Penyakit

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa PMK yang tengah merebak merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang hewan ternak. Selain sapi, juga kerbau, kambing, domba, kuda, dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90 hingga 100 persen.

“Namun, yang perlu kita ketahui bersama penyakit ini tidak menular ke manusia, melainkan menular ke sesama hewan saja,” kata Khofifah dilansir dari laman resmi Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Minggu, 8 Mei 2022.

Untuk mengendalikan penularan wabah, ia mengimbau para pemilik maupun peternak mengisolasi serta mengarantina hewan ternak yang terjangkit PMK. Hewan yang sehat juga perlu diperlakukan sedemikan rupa untuk mencegah penularan.

BACA JUGA : Pink Eye Dominasi Penyakit Ringan Hewan Kurban di Kabupaten Mojokerto

Menurutnya, karantina bisa dilakukan mulai dari kecamatan atau desa yang memiliki kandang hewan ternak yang jaraknya berdekatan.  Alasannya, penularan virus PMK ini bisa terjadi lewat udara atau airbone yang mirip dengan Covid-19.

“Melalui karantina dan isolasi seperti ini, kita bisa perkirakan jarak atau radius dari udara yang bisa membawa virus ini sejauh mana. Sehingga penularannya bisa dikendalikan,” ujar Khofifah.