Logo

Tangani Covid-19, Rumah Sehat di Surabaya Terus Difungsikan Untuk Pasien Dengan Gejala Ringan

Reporter:,Editor:

Selasa, 03 August 2021 07:00 UTC

Tangani Covid-19, Rumah Sehat di Surabaya Terus Difungsikan Untuk Pasien Dengan Gejala Ringan

RUMAH SEHAT. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan jajaran Forkopimda Surabaya meninjau Rumah Sehat di Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Rabu, 28 Juli 2021. Foto: Pemkot Surabaya/Dokumen

JATIMNET.COM, Surabaya - Untuk melindungi dari mata rantai penyebaran Covid-19, beragam upaya pun dilakukan warga Surabaya, salah satunya yakni dengan bergotong-royong mendirikan Rumah Sehat di setiap kelurahan.

Hingga kini, telah berdiri Rumah Sehat yang tersebar di hampir seluruh kelurahan se-Kota Surabaya. Rumah Sehat itu sudah mulai beroperasi. Bahkan, beberapa di antaranya sudah diisi oleh Orang Tanpa Gejala (OTG) yang terpapar Covid-19.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, warga Surabaya kini sudah dapat memahami fungsi dan tujuan pendirian Rumah Sehat di lingkungan sekitarnya.

Menurutnya, warga hanya perlu diberikan pemahaman lebih terkait fungsi dari Rumah Sehat tersebut. Bahkan, setelah diberikan pemahaman, warga yang awalnya menolak, secara suka rela bekerja bakti menyiapkan Rumah Sehat.

Baca Juga: Petugas Puskesmas di Surabaya Rutin Periksa Warga yang Dirawat di Rumah Sehat

“Setelah disampaikan, bertemu dengan mereka, ya mereka mau, malah kerja bakti. Memang masih ada wilayah yang belum, itu berarti kita harus terus memberikan pemahaman kepada mereka,” kata Eri, Selasa 3 Agustus 2021.

Seluruh fasilitas yang ada di Rumah Sehat merupakan tanggung jawab pemkot. Oleh sebab itu, ketersediaan fasilitas mulai dari tempat tidur, obat-obatan, vitamin, dan makanan untuk warga merupakan kewajiban dari pemkot. “Rumah Sehat kan sebenarnya punya pemerintah, jadi bednya, obatnya, vitaminnya, dan makannya ditanggung pemkot,” ia menjelaskan.

Sejumlah Rumah Sehat sudah mulai ditempati oleh OTG yang terpapar Covid-19. Namun, Rumah Sehat ini hanya diperuntukkan bagi warga yang memiliki gejala ringan saja. Sehingga, pasien yang memiliki gejala ringan dapat langsung dipisahkan dari keluarganya agar tidak menulari anggota keluarga lainnya.

“Sudah ditempati, ada yang tiga orang, ada yang lima orang, ada yang 10. Jadi gini, ada yang gejala ringan dari setiap rumah, maka kita ajak masuk ke Rumah Sehat,” ia mengungkapkan.

Baca Juga: RW di Surabaya Siapkan Tempat Isoman dan Bantu Warga Korban Covid-19

Untuk warga yang memiliki gejala sedang, akan langsung merujuk warga tersebut ke Hotel Asrama Haji (HAH). Sedangkan, bagi warga yang memiliki gejala yang lebih berat, akan dilarikan ke rumah sakit maupun Rumah Sakit Darurat, seperti Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) dan Rumah Sakit Indoor GOR Gelora Bung Tomo (RSGBT).

“Kalau sudah kelihatan gejala pilek (flu) begitu langsung ke HAH. Lebih berat lagi dari pilek kita tempatkan langsung di RSLT sama ke RSGBT. Jadi, yang di Rumah Sehat itu benar-benar hanya untuk yang OTG,” ia menerangkan.

Eri pun mengaku pernah mendapat laporan bahwa ada warga yang awalnya tidak memiliki gejala dan dirawat di Rumah Sehat. Namun, selang beberapa hari, warga tersebut menunjukkan gejala pilek (flu). Sehingga, warga tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

“Kemarin ada yang ringan sudah di sana (Rumah Sehat), ternyata beberapa hari ketok sedino pilek (kelihatan sehari flu), kita bawa langsung ke HAH atau dimasukkan ke RS,” ia menegaskan.